Menjenguk Keluarga Asmadi, Sopir Metromini yang Ditabrak Kereta Commuter Line Sopir Metromini B80 jurusan Grogol-Kalideres yang ikut tewas karena tertabrak kereta Commuter Line di Angke, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Asmadi (34), punya keluarga di Kuningan. Anak dan istri Asmadi tinggal di Blok Lebakardin RT 06 RW 02, Purwawinangun, Kabupaten Kuningan. AGUS MUSTAWAN, Kuningan NANI tak berhenti menangis setelah tahu suaminya menjadi korban tabrakan antara kereta Commuter Line dengan metromini, Minggu pagi (6/12). Asmadi, sosok suami yang bertanggung jawab, itu kini tak lagi bersama dia dan anak-anaknya. Nani shock, seakan tak percaya. Asmadi sempat menelepon dirinya, minta didoakan agar terhindar dari bahaya. “Setiap hari juga selalu minta didoakan,” kata Nani. Dan yang masih terngiang di telinga, kata Nani, hari Kamis lalu suaminya menelepon lagi, lalu berbincang cukup lama. Saat itu, lagi-lagi Asmadi meminta untuk didoakan dan minta dijauhkan dari marabahaya. “Selaku istri, tidak diminta pun saya selalu mendoakan setiap usia salat,” ucap Nani kepada Radar. Ibu dua anak itu mengaku mengetahui suaminya mengalami kecelakaan dan meninggal dari warga Desa Pasayangan, Kecamatan Lebakwangi, yang juga menjadi korban. Nani sendiri sejak pagi menonton televisi, namun tidak menonton berita, sehingga tidak mengetahui pasti kejadian itu. Ia mengaku tidak ada firasat sama sekali terkait kepergian suami. Sehingga hal ini membuatnya sangat terpukul. Yang selalu menjadi pikirannya adalah bagaimana membesarkan dan membiaya anak tanpa didampingi suami. Bagi Nani, Asmadi yang menikahinya tahun 2001 merupakan sosok suami yang bertanggung jawab. Kepergian Asmadi ke ibu kota agar bisa memperoleh penghasilan lebih dibanding di Kuningan. “Sebelumnya kerja di pabrik roti, namun ia memutuskan ke Jakarta jadi sopir. Selama bekerja tidak ada kendala sama sekali sehingga ketika ada kecelakaan ini saya shock,” ucap Nani yang terlihat selalu ditenangkankan oleh keluarga karena shock berat. Pada pekan lalu,kata Nani, Asmadi sempat pulang ke Kuningan. Selain rutin pulang untuk bertemu keluarga, pada saat itu kepulangannya untuk mengobati Ikbal, anak pertama mereka. Sebelumnya, di leher Ikbal ada benjolan dan harus dioperasi. Namun, ketika Asmadi pulang ke Kuningan, benjolan itu hilang sehingga batal dioperasi. “Mau tidak mau saya harus ikhlas menerima takdir ini. Memang berat cobaan ini, tapi saya yakin Allah tidak memberikan cobaan lebih dari kemampuan saya,” tandasnya. Nani juga mengaku orang tua Asmadi di OKI, Sumsel, belum mengetahui kejadian ini karena nomor ponselnya tidak aktif. Terpisah, Emo Casma yang merupakan mertua Asmadi, tak terima dengan tuduhan bahwa almarhum merupakan sopir baru. Korban berangkat ke Jakarta sejak awal bekerja di metromini dan sejak lama pun sudah menjadi sopir. “Jadi tidak benar tuduhan itu. karena sejak lama mantu saya jadi sopir. Ia sosok suami bertanggung jawab dan pekerja keras,” jelasnya. Pernyataaan ini dibenarkan Ketua Pemuda Lebakardin, H Ade Petruk. Menurutnya, almarhum sosok bertanggung jawab dan baik dengan tetangga. “Tidak mungkin berangkat jauh-jauh untuk mencari nafkah kalau bukan suami bertanggung jawab. Almarhum selalu pulang dan bersosialisasi,” ucap Petruk. (*)
Kamis Telepon Istri, Minta Didoakan Selamat dari Bahaya
Senin 07-12-2015,12:29 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :