Hucap, Tak Sekedar Tahu dan Kecap

Rabu 13-01-2016,16:25 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN - Satu lagi kuliner khas Kabupaten Kuningan yang tak boleh terlewatkan saat berkunjung ke daerah ini yaitu \"hucap\". Ya, meski namanya hucap yang merupakan singkatan dari tahu dan kecap, namun kenyataan yang akan kita lihat saat tersaji di piring, ternyata hidangan tradisional ini bukan hanya tahu dan cocolan kecap saja, bahkan boleh dibilang makanan ini lebih mirip dengan kupat tahu yang banyak ditemukan di setiap daerah di Indonesia. Namun lain hucap, lain pula kupat tahu. Sajian khas warga Kuningan ini punya cita rasa tersendiri yang akan membuat penikmatnya ketagihan dan ingin kembali merasakan kelezatan makanan ini baik saat sarapan ataupun hanya sekedar kudapan pengganjal lapar di kala siang. Tak ada yang tahu sejarah kuliner tersebut kenapa diberi nama hucap. Yang pasti, kuliner tradisional tersebut telah ada sejak lama yang kerap menjadi kudapan sehari-harga warga Kuningan dan pelancong yang keroncongan. Komposisi hidangan yang terdiri dari ketupat dan tahu yang dipotong-potong kemudian disiram bumbu kacang kental dan ditaburi bawang goreng ini kerap dijadikan kudapan pengganjal lapar baik pagi, siang maupun malam hari. Cukup dengan merogoh uang Rp 10.000, kita bisa mendapatkan satu porsi besar hucap lezat yang mampu mengembalikan tenaga dan konsentrasi pikiran kita. Untuk menambah kenikmatan kuliner ini, bisa ditambahkan kerupuk mi sebagai pelengkap. Atau bagi pecinta pedas, bisa menambahkan sambal cabai rawit merah sesuai selera. Tak sulit mendapatkan makanan ini, karena banyak ditemukan di hampir setiap sudut jalan dan pusat keramaian baik yang dijajakan di gerobak maupun kios. Bahkan setiap pedagang biasanya memiliki ciri khas masing-masing baik dalam cara penyajian maupun racikan bumbu kacang untuk menarik pelanggannya. Yang istimewa dari hucap Kuningan ini adalah bahan utama ketupat yang memiliki tekstur dan rasa yang sama di setiap penjualnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penjual hucap tidak membuat sendiri ketupatnya, melainkan membelinya dari penjual ketupat khusus. \"Sehari saya bisa menghabiskan sedikitnya 400 ketupat, apalagi pada saat musim libur seperti Lebaran bisa menghabiskan 1.000 ketupat bahkan lebih. Jadi kalau harus membuat ketupat sendiri, saya tidak sanggup,\" ujar Encun, 55, pemilik kios Hucap Mirasa di Taman Kota Kuningan. Menurut Encun, salah satu kekhasan hucap adalah dari bahan utama ketupat yang memiliki tekstur berbeda dengan yang biasa dibuat oleh sebagian besar orang. Ketupat yang ada di Kuningan, kata dia, berwarna kemerahan dan memiliki tekstur yang kenyal karena terbuat dari beras yang dicampur ketan. Begitu pun dengan tahunya. Semua pedagang hucap pasti mendatangkan tahu putih yang baru keluar dari pabriknya. \"Di mana-mana rasa tahu sama. Yang membedakan cara menggorengnya dan cara penyajiannya, apakah dalam kondisi masih panas atau dibiarkan dingin,\" ujar Encun. (taufik)

Tags :
Kategori :

Terkait