Heboh Gafatar, Organisasi Apa Sih?

Rabu 13-01-2016,17:10 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Banyak Dikira Sebatas Ormas Drama hilangnya dr Rica Tri Handayani sampai akhirnya ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, akhirnya menguak keterlibatan perkumpulan bernama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Perkumpulan ini kemudian juga disebut dengan kelompok Negara Karunia Semesta Alam (NKSA). Ahmad Musadeq, sosok kontroversial yang pernah dibui karena mengaku nabi, berada di balik Gafatar. KETERKAITAN antara Ahmad Musadeq dengan Gafatar terungkap dalam hasil riset lapangan yang dilakukan oleh peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abdul Jamil Wahab. Penelusuran dimulai dari kasus DPD Gafatar Nangroe Aceh Darussalam (NAD) digerebek warga dan polisi pada 7 Januari 2015. Selepas bebas dari penjara akibat kasus penistaan agama, Musadeq pergi ke Amerika Serikat. Kemudian dia pulang ke tanah air lalu membentuk Gafatar. “Riset ini baru selesai saya seminarkan Desember lalu,” kata Jamil di kantor Kemenag kemarin (12/1). Salah satu butir kesimpulan penelitiannya adalah keterkaitan antara Gafatar dengan aliran Millata Abaraham atau Qiyadah Islamiyah yang dibentuk oleh Ahmad Musadeq. Kesimpulan itu didapat dari sejumlah transkrip dan dokumen pertemuan akbar Gafatar di NAD. Di antaranya adalah Ahmad Musadeq menjadi pembicara utama dalam rapat pengurus lengkap bulanan di Banda Aceh pada 27 November 2014. “Di dalam pertemuan yang diikuti 37 orang pengurus itu, Musadeq memberikan wejangan Rahul Qudus,” ungkapnya. Musadeq juga pernah datang di acara Gafatar akbar lainnya pada 11 Desember 2014 di Palangkaraya yang diikuti 685 orang pengurus. Jamil mengatakan Gafatar berhasil menjadi wadah baru aliran Millata Abraham yang diterima masyarakat. Dalam kegiatannya banyak masyarakat mengira Gafatar adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau organisasi sosial pada umumnya. Bahkan penelitian Kemenag pada 2011 menyimpulkan Gafatar adalah LSM atau ormas. “Penyampaian paham-paham di Gafatar sangat soft. Sehingga diterima masyarakat bahkan sampai pejabat publik seperti kepala daerah,” jelas dia. Di dalam praktik operasionalnya ada tiga kegiatan utama yang dilakukan Gafatar. Yaitu sosialisasi, kegiatan penggalian dana, dan rekrutmen simpatisan. Untuk keanggotannya sendiri, ada tiga kelompok (cluster) yang ada di Gafatar. Kelompok yang berada di lingkaran paling luar adalah simpatisan. Mereka ini yang ikut ramai-ramai dalam kegiatan Gafatar seperti bakti sosial (baksos), donor darah, bersih-bersih pantai, dan sejenisnya. Kelompok yang lebih dalam lagi adalah anggota. Kelompok anggota ini dijaring dari simpatisan yang sering aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Gafatar. Lalu kelompok yang paling dalam adalah pengurus. Informasi yang berkembang jumlah pengikut Gafatar mencapai 500 ribu orang. “Jumlah itu campur antara simpatisan, anggota, dan pengurus,” jelas dia. Strategi Gafatar supaya tidak mendapatkan penolakan dari masyarakat adalah mengatur komunikasi. Caranya adalah mereka sama sekali tidak membicarakan urusan akidah atau keyakinan Millah Abraham di jajaran simpatisan. Simpatisan hanya dijejali informasi bahwa Gafatar itu misinya untuk membangun bangsa. “Untuk para simpatisan, Gafatar bahkan mengenalkan kampung Pancasila,” kata dia. Urusan akidah atau keyakinan baru disampaikan kepada jajaran pengurus yang jumlahnya tidak banyak. Dia mengatakan tidak sembarang anggota yang bakal dinaikkan pangkatnya menjadi pengurus. Perlu orang-orang yang bisa menjaga komitmen dan bersedia mengikuti persaksian. “Di dalam persaksian ini titik penyimpangannya,’’ katanya. Salah satu poin dalam persaksian itu adalah, calon pengurus harus mengakui kerasulan sang mesias. Kemudian siap berkorban demi perjuangan sang mesias. Siapakah mesias yang dimaksud itu? Dia adalah Ahmad Musadeq. Menurut Jamil ajaran inti di Millah Abraham adalah tidak lagi mengakui kebenaran agama-agama yang dibawa nabi keturunan Nabi Ibrahim. Poin yang selalu digembor-gemborkan adalah, agama-agama yang besar seperti Islam, Kristen, Yahudi sering ribut. Sehingga mereka kembali ke Nabi Ibrahim sebagai bapaknya para Nabi. Di dalam praktik ketahuidan sehari-hari, pesan utama dari Gafatar adalah meneguhkan ketauhidan umat atau anggotanya. Sehingga kegiatan ritual keagamaan seperti salat lima waktu dan zakat tidak wajib. “Mereka lebih mewajibkan salat malam atau tahajud,” jelas dia. Jamil mengidentifikasi kelompok orang yang rentan direktur Gafatar. Di antaranya adalah kelompok pemuda aktivis. Kelompok ini cenderung kritis dan membutuhkan wadah untuk mewujudkan kondisi ideal versi dia. Nah, di titik ini Gafatar masuk menjadi wadah bagi mereka. Kelompok berikutnya adalah orang-orang yang awalnya tidak tertarik, tetapi dikompori sejumlah anggota Gafatar secara terus menerus. “Mereka yang awalnya resisten, lama-lama penasaran ingin tahu,” jelas dia. Dari sisi profesi kalangan yang berhasil direkrut Gafatar mulai dari akademis, mahasiswa, PNS, hingga masyarakat umum lainnya. Jamil mengatakan kemarin ada pertemuan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang membahas khusus soal Gafatar. Di dalam pertemuan lintas lembaga ini, terungkap bahwa Gafatar akan membuat semacam kongres nasional di Kalimantan Tengah atau Kalimantan Barat. Menurut Jamil dalam setiap pertemuan Ahmad Musadeq mengatakan Gafatar tahun 2015-2016 akan memasuki masa hijrah atau berpindah. Sebab keberadaan mereka sudah mulai mendapatkan respons negatif. “Dalam suatu dokumen, titik hijrah mereka ada di Kalimantan. Mereka membutuhkan dana sampai Rp4 miliar lebih untuk menampung seluruh anggotanya di sana,” katanya. Lantas kenapa di Kalimantan? Menurut temuan Jamil, Ahmad Musadeq mengatakan bahwa ke depan pulau Jawa akan tenggelam lebih cepat ketimbang Kalimantan. “Paparannya masuk akal karena dikaitkan dengan pemanasan global,’’ jelas dia. Menurut Jamil untuk kegiatannya kali ini aparat penegak hukum bakal kesulitan menyeret Ahmad Musadeq. Sebab dia tidak lagi menyiarkan ajarannya kepada masyarakat umum. Syiar ajarannya hanya eksklusif ke pengurusnya saja. Dengan sistem ini, Ahmad Musadeq bakal sulit dijerat pidana penistanaan agama. Sebab pidana ini merupakan delik pengaduan. “Kemungkinan kecil peserta pengajian akan melaporkan Musadeq yang diyakini sebagai sosok Mesias,’’ pungkasnya. Kasus Orang Hilang Polri mendeteksi tidak hanya Rica yang menghilang karena terkait NKSA. Setidaknya ada dua orang lain yang diduga hilang karena terkait kelompok yang sama, yakni DI dan AL. “Kalau DI ini merupakan mantan aktivis Gafatar dan AL juga ada indikasi tersebut,” papar Kadivhumas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan ditemui di kantornya kemarin. Dengan indikasi awal tersebut, Polri menduga bahwa NKSA menyasar para mantan anggotanya saat namanya masih bernama Gafatar. Sehingga, saat ini Polri juga berupaya untuk mendeteksi para mantan aktivis dan anggota Gafatar. “Dengan begitu juga dapat dipastikan Polri berupaya memverivikasi siapa saja anggota dari NKSA,” terangnya. Kemungkinan verivikasi anggota NKSA ini akan dilakukan di Jogjakarta, Lampung dan Kalimantan. Sebab, di ketiga daerah tersebut memang terdeteksi adanya anggota NKSA. “Ada target untuk bisa mengetahui berapa sebenarnya jumlah anggota dari NKSA ini,” tutur jenderal bintang dua tersebut. Yang juga penting, saat ini sebenarnya pimpinan Gafatar yakni, Ahmad Musadeq sedang dipenjara di Cipinang. Namun, anehnya kelompok ini tetap terus melakukan rekrutmen. Hal ini membuat indikasi bahwa ada pimpinan baru dalam kelompok tersebut. “Pimpinan baru ini yang menjalankan kelompok tersebut,” paparnya. Dengan begitu, dalam waktu dekat Polri berupaya untuk mengetahui siapa dan dimana pimpinan baru Gafatar atau NKSA tersebut. Sehingga, upaya pencegahan bisa dilakukan, sebab organisasi ini sudah ditetapkan sebagai organisasi terlarang. “Semua ini dikarenakan kelompok ini melenceng dari ajaran agama,” ujarnya. Sementara terkait pemeriksaan dr Rica dan kedua sepupunya, Mabes Polri berencana mengirimkan tim khusus. Hal itu dikarenakan kedua sepupu Rica membuat keterangan yang terus berubah-ubah. “Kami rencananya membawa alat lie detector agar lebih akurat,” terang Irjen Anton. Namun, khusus untuk Rica, saat ini Polda Jogja telah mengembalikan pada keluarganya. Hal itu dikarenakan kondisi Rica sama sekali tidak mendukung untuk pemeriksaan. “Kondisinya sering melamun dan sangat diam,” tuturnya. Karena itu, polisi juga akan menawarkan konsultasi dari psikolog untuk Rica. Hal itu tentu agar bisa mengembalikan kesehatan mental dari Rica. ”Kami akan membantu semaksimal mungkin,” ujarnya. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebutkan bahwa melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum telah memantau terkait status Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). “Bahwa di tingkat nasional memang tidak terdaftar sebagai ormas. Cuma terdaftar di daerah,” jelasnya. Dalam prosesnya, pihaknya pun akan memantau dan berkoordinasi dengan kepolisian daerah di Indonesia. Begitu juga bekerjasama dengan Kesbangpol Daerah Istimewa Jogjakarta dan seluruh Indonesia terkait ormas tersebut. Tjahjo pun menyebutkan bahwa belum pernah ada upaya dari siapa pun untuk mendaftarkan Gafatar sebagai oraganisasi resmi melalui Kemendagri. “Telaah dari dirjen kami, kalau memang arahnya seperti itu, itu sudah terlarang, banyak korban,” jelasnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemendagri, Gafatar memiliki jumlah simpatisan yang mencapai ratusan orang. Adapun tokoh pimpinan ormas tersebut tak lebih dari 50 orang. “Kalau memantau pergerakan bukan ranah Kemendagri,” jelsnya. Menurutnya, pergerakan Gafatar lebih akan diawasi oleh Badan Intelegen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis TNI dan Kesbangpol. (wan/idr/lus)

Tags :
Kategori :

Terkait