LEICESTER - Baru 43 hari Leicester City bertahan dipuncak klasemen tekadnya sudah tentu mengalahkan Manchester City yang mampu bertahan selama 100 hari dipuncak Premier League musim ini. Namun perjuangan untuk tetap bertengger diposisi tertinggi itu sepertinya bakal diganggu oleh Liverpool dini hari nanti (siaran langsung beIN Sport 1 pukul 02.45 WIB).
Apabila dipermalukan Liverpool di King Power Stadium, Leicester, maka asa Wes Morgan dkk kembali ke puncak bakal sulit di Februari. Sebab, setelah menjamu Liverpool, sudah ada dua batu besar menghadang langkah Leicester kembali ke puncak klasemen Premier League.
Dua laga tandang maut itu dimulai di Etihad menantang City (6/2) dan sepekan kemudian menguji peruntungannya atas Arsenal di Emirates (14/2). ’’Tiga klub besar yang kami hadapi sama pentingnya, dan besok (dini hari nanti, Red) kami ingin mengalahkan Liverpool,’’ koar bek Leicester Christian Fuchs sebagaimana dikutip situs resmi klub.
Rekor kandang Leicester menjadi dasar Fuchs. Dari 11 laga home-nya hanya sekali Leicester tumbang. Hanya Arsenal yang bisa mengalahkan klub kejutan Premier League 2015-2016 itu dengan skor 2-5 pada 26 September lalu.
Sepuluh laga lainnya, enam di antaranya berbuah tiga angka bagi tuan rumah. Terakhir, 23 Januari lalu Stoke City dipermak tiga gol tanpa balas di King Power Stadium. ’’Dan kami harus menjaga winning track kami,’’ sebut Fuchs.
Opta menyebut 11 musim terakhir juara Premier League ditentukan pada Februari. Artinya, apabila Leicester gagal mengamankan puncak maka tidak ada kans untuk mengejutkan publik Inggris dengan mengangkat trofi juara Premier League pertama sepanjang sejarahnya.
’’Silakan orang-orang menghapus kami (dari kandidat juara Premier League). Kami hanya fokus dengan diri kami sendiri, dan memberi performa yang terbaik,’’ tuturnya. Laga ini akan menjadi pertemuan dua klub yang punya dasar permainan sama, berlari untuk memenangi laga.
Bedanya, Liverpool lebih menekankan endurance pemainnya dalam berlari menjelajah area pertahanan lawan. Sementara Leicester akan tetap mengandalkan kecepatan sporadis pemainnya dalam melakukan serangan balik.
Ranieri beruntung. Bukan hanya Jamie Vardy pemain dengan speed tinggi milik Leicester yang siap dimainkan dalam laga ini. Jeffrey Schlupp yang notebene pemain tercepat Leicester lainnya juga sudah pulih dari cedera.
Berdasarkan data EA Sports Player Performance Index, Vardy bisa berlari sampai 35,44 kilometer per jam. Sedikit lebih pelan, Schlupp mampu mencatatkan waktu berlarinya dengan 35,26 kilometer per jamnya. Menurut Riyad Mahrez, bukan hanya kecepatan lari yang diunggulkan Leicester. ’’Fans kami fantastis, dan kami membutuhkan dukungan mereka demi mengamankan tiga angka ini,’’ sebut Mahrez.
Bagaimana Klopp? Bisa mengimbanginya? Fitnya kondisi James Milner bisa membantunya. Dengan daya jelajahnya yang tinggi di setiap laga, maka Milner bisa membantu Roberto Firmino mengobrak-abrik lini pertahanan Leicester.
Milner mempunyai daya jelajah tertinggi di Liverpool dengan 74,8 kilometer dalam setiap laga. Walaupun sempat dipaksa berlari sejauh 126 kilometer ketika menyingkirkan Stoke City dalam laga leg kedua semifinal Piala Liga dalam waktu 120 menit, Milner sudah fresh lagi.
Sebab, Milner dan beberapa pemain utama Liverpool lainnya hanya jadi penonton saat Liverpool ditahan West Ham United tanpa gol dalam laga putaran keempat Piala FA, Minggu dini hari kemarin WIB (31/1). Dalam pernyataannya, Klopp iri dengan Leicester.
Sebelum laga, Leicester diliburkan tiga hari. Sebaliknya, Liverpool tetap kerja keras tanpa libur dalam tiga hari terakhir. ’’Ya, semoga pemain saya tidak ada yang mendengarnya (Leicester libur tiga hari, Red). Sungguh bukan situasi yang mudah bagi kami,’’ ucapnya. (ren/ham)