GANTAR – Sempat over kapasitas hingga mencapai 8 juta meter kubik, volume Waduk Cipancuh mengalami penurunan menjadi 7 juta meter kubik, Kamis (11/2). Penurunan terjadi setelah terus dilakukannya pelepasan air melalui tiga titik pintu di area waduk yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar. Meski kapasitas air mendekati normal, namun petugas serta Pengamat Sungai dan Irigasi Waduk Cipancuh tetap siaga siang malam untuk memantau fluktuasi air waduk. “Alhamdulillah sekarang volumenya turun, tapi kami tetap waspada. Petugas disini siaga siang malam,” kata Pengamat Sungai dan Irigasi Waduk Cipancuh, H Kamto, kepada Radar, Kamis (11/2). Kesiagaan dilakukan menyusul masih tingginya intensitas curah hujan dikawasan hulu dan waduk yang pada beberapa sebelumnya membuat Tinggi Muka Air (TMA) dan volume air Waduk Cipancuh terus meningkat. Senin (8/2), TMA waduk Cipancuh itu telah mencapai 29,56 meter di atas permukaan air laut (mdpl) dengan volume 7,3 juta kubik (m3) atau sudah melebihi kapasitas normal yakni 6,2 juta kubik. Kenaikan debit air waduk, lanjut dia, terjadi sejak seminggu sebelumnya dari sekitar 2 juta kubik langsung naik drastis menjadi 6-7 kubik pada enam hari kemudian. Kenaikan ini terjadi menyusul curah hujan tinggi dan derasnya sumber air dari Sungai Cibiuk, Ciseuseupan, Cipancuh, Cihoe dan Cikeludan. Bahkan lantaran tidak dapat melalui pintu masuk waduk, gelontoran air dari Sungai Cibiuk dan Sungai Ciseuseupan mengalami limpas hingga meluber keareal pertanian disekitarnya. Agar debit waduk tidak melebihi daya tampung waduk, tiga titik pintu air langsung dibuka untuk melepas air sehingga volumenya tetap seimbang antara pemasukan dan pengeluaran. Sejauh ini, kondisi tinggi muka air waduk tetap normal setelah pelepasan air. Masyarakat diharapkan tidak perlu cemas meski harus tetap waspada. Setiap saat kondisinya terus dipantau. “Apabila debit air terus meningkat, dilakukan pelepasan air ke sungai untuk menjaga tetap berada dibatas normal sekaligus keamanan tubuh waduk,” terang dia. Pelepasan air waduk rutin dilakukan guna mencukupi kebutuhan air ribuan hektare sawah menjelang musim tanam rendeng di Kecamatan Haurgeulis, Kroya, sebagian Gantar dan Anjatan. Keberadaan Waduk Cipancuh ini, memang menjadi solusi kebutuhan air areal 6.314 sawah yang mayoritas tadah hujan. Pasalnya kendati sudah memasuki musim penghujan, petani di empat kecamatan tersebut masih kesulitan air karena sebagian besar areal persawahannya tidak terdapat irigasi teknis. Bahkan ketika musim kemarau, beberapa penduduk sekitar juga memanfaatkan dasar untuk bercocok tanam. Permukaan tanah yang tetap lembab menjadikan area dipinggiran waduk tetap subur dan cocok untuk kegiatan pertanian. Sementara itu berdasarkan prediksi dari BMKG, memasuki bulan Februari ini potensi hujan deras di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) bakal meningkat. Warga diimbau waspada karena berpotensi terjadi banjir susulan. (kho)
Volume Waduk Cipancuh Turun, Status Tetap Siaga
Jumat 12-02-2016,11:01 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :