Dinkes: Indramayu KLB Difteri

Sabtu 13-02-2016,08:53 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Biaya Pengobatan Ditanggung Pemkab, Segera Lakukan Imunisasi Masal INDRAMAYU - Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu akhirnya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Kota Mangga. Hal itu dilakukan menyusul ditemukannya penderita positif difteri, Ls (6), warga Desa Kedokanagung, Kecamatan Kedokanbunder. “Kami menetapkan KLB difteri, karena sebelumnya difteri tidak ada di Indramayu. Tapi sekarang ada,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr H Dedi Rohendi MARS, Jumat (12/2). Dengan ditetapkannya status KLB difteri, lanjut Dedi, biaya pengobatan pasien difteri akan ditanggung Pemkab Indramayu. Selain itu juga akan dilakukan imunisasi masal, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar rumah penderita difteri di Kedokanbunder. “Kita akan melakukan imunisasi massal di sekitar tempat tinggal penderita difteri,” ujar Dedi. Seperti diberitakan, Ls (6), warga Desa Kedokan Agung, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, dinyatakan positif difteri oleh RSUD Gunung Jati Cirebon. Namun, pasien tersebut menolak untuk dirawat di rumah sakit tersebut dan memilih pulang paksa, Sabtu (6/2). Kemudian Kepala puskesmas Kedokanbunder bersama kuwu, camat dan kapolsek setempat pun terus membujuk agar pasien bersedia dirawat kembali di rumah sakit. Pasalnya, difteri sangat mudah menular dan bisa menimbulkan wabah di tengah masyarakat. Pasien akhirnya bersedia masuk ke RSUD Indramayu, Minggu (7/2). Namun berdasarkan pemeriksaan dokter spesialis anak di RSUD Indramayu, tidak ditemukan tanda klinis difteri. Kemudian oleh dokter spesialis anak RSUD Indramayu, pasien hanya dinyatakan menderita tonsilitis membranosa (infeksi amandel) dan akhirnya dipulangkan pada Selasa (9/2) lalu. Ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, Ls dinyatakan positif difteri. Dirut RSUD Indramayu, dr Deden Boni Koswara menjelaskan, saat pertama kali masuk ke RSUD Indramayu, status pasien atas permintaan sendiri (APS) dan bukan rujukan dari rumah sakit lain. Namun, RSUD Indramayu belum menerima medical report dari RSUD Gunung Jati Cirebon. “Setelah pasien dipulangkan dari RSUD Indramayu, baru kemudian keluar hasil pemeriksaan laboratorium terkait kondisi kesehatan Ls hasilnya positif difteri, sebagaimana hasil pemeriksaan RSUD Gunung Jati Cirebon,” jelasnya. Mengetahui hal tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jabar pun meminta agar Ls dirawat kembali di rumah sakit. Namun, hal itu sulit dilakukan karena keluarga pasien menolaknya. Kepala Dinas Kesehatan Dedi Rohendi menambahkan, setiap petugas kesehatan datang ke rumah keluarga pasien, selalu disambut dengan sikap penolakan. Bahkan pihak keluarga tidak mau membukakan pintu rumah untuk petugas kesehatan, termasuk untuk kepala Puskesmas Kedokanbunder. Dedi menyatakan, pihaknya juga akan memanggil dokter spesialis anak RSUD Indramayu yang memulangkan pasien Ls hanya berdasarkan pemeriksaan klinis. Hal itu dilakukan sebagai bentuk peringatan dan pertanggungjawaban. Dedi juga berjanji akan terus berupaya untuk membawa Ls kembali dirawat intensif di rumah sakit. Kmeudian juga akan mendata warga yang kontak dengan pasien difteri dan memberinya obat. “Kita akan melakukan upaya agar penyakit difteri ini tidak menyebar,” tandas Dedi. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait