Duuh, Eks Gafatar di Indramayu Malah Nantang Debat MUI

Rabu 17-02-2016,12:25 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KANDANGHAUR – Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Indramayu menolak bertobat. Bahkan mereka terang-terangan menyatakan keluar dari Islam. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu KH Syathori SHI MA, yang diminta  Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk  melakukan pembinaan terhadap mereka, geleng-geleng kepala. Karena upaya pembinaan oleh pemerintah sebelum mereka dipulangkan ke desa masing-masing, justru menjadi arena perdebatan. “Nantang mereka ini. Masya Allah,” ucap dia kepada Radar  usai kegiatan pembinaan eks anggota Gafatar asal Kabupaten Indramayu, di kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Indramayu, Selasa (16/2). Ucapan kiai kharismatik yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Kandanghaur ini bukan tanpa alasan. Dalam pertemuan yang difasilitasi Dinsosnaker dan Kantor Kesbangpol Kabupaten Indramayu itu terjadi perdebatan sengit soal status keagamaan mereka dan terang-terangan menyatakan keluar dari Islam. Padahal pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka masih tercantum beragama Islam. Mereka pun menolak bertobat dan tidak masalah jika kolom agama itu diubah oleh pemerintah daerah. Sebanyak 59 eks anggota Gafatar ini mengakui Ahmad Musadeq yang merupakan pendiri ajaran Al Qiyadah Al Islamiyah adalah panutan mereka. \"Agama mereka Milah Ibrahim. Dan ini sesat mencampuradukan berbagai agama. Sudah menyimpang dan jelas murtad. Tidak salah jika MUI Pusat mengeluarkan fatwa Gafatar merupakan aliran sesat,” tegas Syathori. Dengan keyakinan yang sudah sesat itu, pihaknya pesimis pembinaan terhadap eks Gafatar ini akan berhasil terutama agar mereka kembali ke ajaran Islam yang benar.  (kho)  

Tags :
Kategori :

Terkait