JATIBARANG- Banjir yang merendam ribuan hektare lahan pertanian di Kecamatan Jatibarang, membuat petani mengalami keterlambatan tanam. Setidaknya dua bulan mereka menanti lahannya bisa digarap, karena banjir yang tak kunjung surut. “Alhamdulillah sudah bisa tanam, kemarin sawah banjir terus. Surut sebentar lalu banjir lagi, jadi nggak bisa diggarap,” ujar petani di Desa Jatisawit, Kecamatan Jatibarang, Tayim (50), kepada Radar, Senin (29/2). Beberapa petani, kata dia, nekat menggarap dan upayanya sia-sia. Sebab, setelah ditraktor sawah kembali digenangi air berhari-hari. Ada juga yang sudah menebar bibit dan merugi karena busuk. Petani lainnya, Mahasan (47) mengaku, sempat menebar benih. Sayangnya, lahan sawahnya terus kebanjiran dan dirinya mengalami gagal tanam. Kerugian yang dihadapinya tentu tidak sedikit, namun dengan curah hujan yang sedikit menurun dirinya berharap lahan sawah aman dari banjir. “Ya kalaupun terendam jangan sampai berhari-hari. Kalau cuma satu dua hari masih tahan, kalau lebih dari itu ya busuk,” tandasnya. Petani di Desa Lohbener Lor, Kecamatan Lohbener, H Sukri mengaku menggunakan mesim pompa untuk menguras air. Bila di musim kemarau mesin pompa digunakan untuk menarik air dari saluran irigasi, di musim hujan mesin poma difungsikan untuk mengeluarkan air dari sawah. “Terpaksa keluar biaya buat solar, kalau tidak dipompa ya air terus menerus menggenang,” katanya. Sukri berharap, pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur pertanian, sehingga petani tidak terus menerus menghadapi masalah baik kekeringan maupun kebanjiran. (oni)
Setelah 2 Bulan Kebanjiran, Petani di Jatibarang Mulai Menanam
Selasa 01-03-2016,09:38 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :