BANYUWANGI – Komang salah seorang penumpang yang menjadi saksi detik-detik tenggelamnya Kapal LCT Ravelia 2, menuturkan musibah yang terjadi pada kapal penyeberangan Banyuwangi-Bali itu. Menurut Komang, alarm bencana terlambat dibunyikan. Sebagaimana pengakuan Komang kepada Radio Elshinta, ia dan ibunya menumpang LCT Ravelia 2 dari Pelabuhan Gilimanuk di Bali menuju Ketapang di Banyuwangi. Ia memang hendak pulang ke rumahnya di Banyuwangi Baru. Sekitar setengah jam menjelang kapal bersandar, tiba-tiba musibah terjadi. Komang menuturkan, mulanya ada seorang penumpang kapal yang mengendarai motor mencoba ke dek bawah untuk melihat kendaraannya. Tak lama kemudian pengendara motor itu naik ke atas. “Katanya air sudah menggenangi lantai bawah. Motornya sudah tenggelam,” katanya. Hingga tak lama kemudian ada anak buah kapal mencoba melihat ke dek tempat kendaraan bermotor yang diangkut. Ternyata benar, air sudah menggenangi tempat kendaraan terparkir di dalam kapal. Kepanikan pun terjadi. Penumpang lantas berebut mencari pelampung dan naik ke geladak paling atas. Menurut Komang, saat itu alarm justru belum berbunyi. Hingga akhirnya saat alarm berbunyi, kondisi kapal sudah tak bisa diselamatkan lagi. “Sepertinya terlambat membunyikan alarm,” lanjutnya. Lepas pukul 13.00, kapal pun tenggelam. Untungnya Komang dan ibunya berhasil diselamatkan. Ia lantas dievakuasi ke gedung ASDP. (ara/jpnn)
Cerita Komang Saat Tenggelamnya Kapal Ravelia 2 di Selat Bali
Jumat 04-03-2016,20:03 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :