JAKARTA – Ditengah gemerlapnya perhelatan Java Jazz 2016, blantika musik jazz tanah air berduka, salah seorang maestronya, Ireng Maulana meninggal dunia pada Minggu (6/3) dinihari akibat penyakit jantung. Sebelum meninggal, ia sempat manggung. “Beliau lagi main di FX Sudirman. Terus katanya dia ngerasa tidak enak badan saya dengar ceritanya terus meninggal,” kata penggagas Java Jazz Festival Peter F. Gontha di Rumah Duka RS Dharmais, Jakarta, Minggu (6/3). Menurut Peter, harapan Ireng terwujud. Sebab, pria 71 tahun itu memang memiliki keinginan meninggal waktu bermain musik. “Ireng mengatakan kalau Tuhan memanggil dia, dia ingin dipanggil waktu dia main musik. Itu omongan dari dulu begitu,\" ucap Peter. Peter menyatakan, Ireng adalah sosok yang tidak mudah menyerah. Pihaknya pun berencana untuk membuat tribute bagi pemain gitar tersebut. “Pasti akan kita lakukan (tribute buat Ireng),\" ungkap pria kelahiran Semarang itu. Ireng meninggal dunia di usia 71 tahun. Pemilik nama asli Eugene Lodewijk Willem Maulana itu lahir di Jakarta pada 15 Juni 1944. Di keluarganya, yang lebih dahulu terkenal sebagai musisi adalah kakaknya, Kiboud Maulana. Ireng mulai dikenal publik setelah membentuk Band Eka Sapta bersama Bing Slamet, Idris Sardi, dan Eddy Tulis. Setelah itu, Ireng memperdalam kemampuan musik jazz di Amerika Serikat dan Belanda. Pada 1978, ia mendirikan grup Ireng Maulana All Stars. (gil/jpnn)
Om Ireng, Ingin Dipanggil Saat Main Musik
Minggu 06-03-2016,18:08 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :