Wulan Guritno, Jadi Perempuan Penggoda

Jumat 11-03-2016,16:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

WULAN Guritno mendadak berubah menjadi perempuan penggoda. Targetnya, atasannya. Eits... jangan salah. Itu hanya ada dalam film terbarunya berjudul Iseng. Di film itu besutan sutradara Adrian Tang itu, istri dari Adila Dimitri memaikan karakter sekretaris seksi bernama Fanny. ”Dia itu sekretaris yang masih di area abu-abu. Kemudian, dia lihat rekan kerjanya banyak yang menyimpang dan menguntungkan saat itu,” ujar Wulan Guritno saat ditemui di Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, belum lama ini. Meski demikian, Wulan menikmati peran terbarunya. Baginya, ini merupakan peran yang cukup menantang. ”Ini tantangan baru buat aku,” ceritanya. Peran menantang memang bukanlah kali pertama dimainkan artis yang memiliki nama lengkap Wulan Lorraine Guritno itu. Sebelum memainkan peran sebagai perempuan penggoda. Ibu tiga anak ini pernaha menghiasi layar lebar sebagai mucikari seksi, peran itu dimainkanya lewat film Lilly Bunga Terakhirku. Namun, di film produksi Absolute Pictures tersebut, hanya boleh di tonton untuk 21 tahun ke atas. ”Sebelumnya memang pernah memainkan peran yang menantang,” tuturnya. Di luar itu, Wulan mengaku banyak belajar lewat karakter yang dimainkanya. Sebab, Wulan pernah bersikap iseng dengan membicarakan temannya. Ujung-ujungnya, dari pembicaraan tersebut membuat kehidupan pribadi temannya terganggu. ”Ya, namanya cewek kan suka gosip ya, kadang-kadang pun kita nggak tahu, bener nggak sih, apa yang kita gosipin,” ujar Wulan yang bermain dengan Donny Damara, Donny Alamsyah, Tio Pakusadewo, Yayan Ruhian, Cecep Arief Rahman, dan Fauzi Baadilla. Ironisnya, dari sekadar gosip, menjadi melebar, yang akhirnya berdampak malapetaka bagi temanya, dan dirinya sendiri. ”Sampai akhirnya kita ceritakan gosip itu ke orang lain, dan kemudian itu bisa jadi malapetaka lho buat orang yang digosipin, dan diri kita juga,” kata artis berdarah campuran Jawa, dan Inggris itu. Oleh karenanya, pemain film Janji Joni itu berhati-hati dalam menyerap segala informasi yang diterima, dan memikirkan terlebih dahulu sebelum berucap. ”Jadi aku kalau ngomong apa saja atau denger info dari mana saja, mesti dipikirin dulu kebenarannya. Karena, apa yang diomongin orang lain, belum tentu benar juga,” tegas perempuan kelahiran London, Inggris, 14 1980 itu. (ash)

Tags :
Kategori :

Terkait