Pascapembongakaran warung remang-remang (warem) di Jalur Pantura Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, suasana di Desa Ganyong dan Legok, Kecamatan Patrol, tiba-tiba sepi. Sekarang tidak terdengar lagi suara musik dangdut Cirebonan yang biasanya setiap malam ramai. LAPORAN: KOMARUDIJN KURDI/KANDANGHAUR JALAN Pantura di Desa Ganyong dan Legok, Kecamatan Patrol, mendadak sepi. Sejak dibongkarnya warung remang-remang Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, kawasan ini ikut terdampak. Tak ada Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menggunakan rok mini duduk di depan warung, alunan musik dangdut juga tak lagi terdengar. Pemilik warem di kawasan Ganyong dan Legok menghentikan aktivitasnya. Mereka menutup warungnya, karena tidak ingin nasibnya sama dengan pemilik warung di Eretan Kulon. Pantauan Radar, Senin (21/3) malam, di sepanjang kawasan Ganyong hingga Legok, tak ada satupun warem buka. Sebagian besar warem maupun kafe pintunya terkunci. Entah warung tersebut ditinggal oleh pemiliknya atau penghuninya sebenarnya ada di dalam. Hanya beberapa tempat saja yang penghuninya terlihat duduk di teras. “Semua tutup mas. Sekarang tidak ada yang berani buka, takut,” kata salah seorang warga, kepada wartawan koran ini. Para pemilik warung kompak tutup setelah mendengar kabar kawasan ini juga akan digusur. Sementara para PSK sudah pulang kampung. Di Desa Kalianyar dan Kalimenir dan Eretan Kulon, juga sepi. Suasana di kawasan tersebut gelap gulita. Nyaris tidak ada seorangpun berada di lokasi. Padahal sebelum warem dan bangunan liar dibongkar, kawasan tersebut terlihat rama di malam hari. Tarno seorang warga mengatakan, Desa Kalianyar bagiakan kota mati. “Kalau diperhatikan seperti ada pemberlakuan jam malam. Sekarang gelap, bahkan terlihat tidak ada tanda tanda kehidupan,” tuturnya. (*)
Takut Dibongkar, Kini Tak Ada Lagi Dangdut dan Rok Mini
Selasa 22-03-2016,09:28 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :