Manchester United, Kebangggaan yang Tersisa

Selasa 22-03-2016,09:51 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MANCHESTER – Tidak ada yang bangga dengan Louis van Gaal musim ini. Dalam dua musim periode kepemimpinannya, Manchester United kembali dibuat miskin trofi. Tidak ada trofi domestik yang kembali ke Old Trafford. Mengejar juara di Liga Champions dan Europa League hanya sebatas mimpi. Lantas, apalagi yang bisa dibanggakan fans United dari Meneer Belanda? Hanya kemenangan penting pada derby Manchester atas Manchester City 1-0 di Etihad Stadium, Manchester, Minggu tengah malam kemarin (20/3) kebanggaan yang tersisa dari Van Gaal. Itu kemenangan pertama Van Gaal di Etihad setelah musim lalu juga dibekuk City dengan angka yang sama, 1-0. Bukan hanya bagi Van Gaal. Bagi United pun ini menjadi kemenangan pertama di markas Manchester Biru pasca berakhirnya rezim kepemimpinan Sir Alex Ferguson, musim panas 2013 silam. Adalah Marcus Rashford yang memberikan nafas bagi Van Gaal untuk memberi bukti dia masih layak bertahan sampai 2017 mendatang. Apalagi sesaat sebelum derby, Jose Mourinho dikabarkan sudah menanda tangani perjanjian prakontrak untuk melatih United musim panas nanti. Rashford menjebol gawang City yang dikawal Joe Hart pada menit ke-16. ’’Hari ini, saya pelatih yang paling bangga,’’ ujar Van Gaal dalam wawancaranya kepada BBC setelah laga. Opta mencatat Rashford sebagai pemain termuda yang mencetak gol dalam laga derby ke-171 itu dengan usia 18 tahun 141 hari. Bagi Van Gaal, mengalahkan City ini seperti memberi jalan baginya untuk dapat membuat fans bangga. Setidaknya sama seperti musim lalu. Tanpa ada trofi, tiket lolos ke Liga Champions tetap dikantongi United. Di papan klasemen sementara Premier League, United hanya berjarak satu poin dengan City. City di posisi keempat dengan 51 poin, lalu United dan West Ham sama-sama 50 poin di posisi ke-6 dan ke-5. ’’Bagaimana kemungkinannya (menyalip West Ham)? Saya tidak bisa berspekulasi, setidaknya dengan tidak main di malam Kamis (Europa League) kami bisa semakin fokus,’’ tuturnya. United hanya kalah agresivitas gol dari The Hammers – julukan West Ham. Jika United surplus 11 gol, maka West Ham 12 gol. Akan tetapi, empat laga bulan April bisa membantu Michael Carrick dkk. Dari empat lawan, hanya Tottenham Hotspur lawan dari top four. United melawan Spurs 10 April. Tiga laga sisanya? United “hanya” meladeni Everton (3/4), Aston Villa (16/4) dan Crystal Palace (21/4). Bandingkan dengan West Ham. Masih ada Arsenal (9/4) dan Leicester City (17/4) yang mengganggu jalannya. Demikian juga dengan City yang harus membagi fokus bulan Aprilnya dengan dua leg perempat final Liga Champions kontra Paris Saint-Germain (PSG). Di Premier League, City masih ditunggu Chelsea (16/4). Di atas kertas, di akhir April nanti bisa saja United menyamai poin City. ’’Sekarang semuanya ada di tangan kami. Dengan lebih banyak memainkan pertandingan di kandang, maka saya yakin bisa memenanginya,’’ koar suami dari Truus Van Gaal itu. Dari delapan laga Premier League tersisa, lima di antaranya dimainkan di Old Trafford. Hingga saat ini, persentase kemenangan kandang United baru mencapai 57,1 persen. Berbicara kepada Sky Sports, Carrick sebagai vice captain United mengharap rekan-rekannya melanjutkan performa seperti derby kemarin. Berdasarkan statistik Whoscored, derby kemarin menjadi performa serangan terbaik United sepanjang Premier League musim ini. Terutama dari sisi efektivitas serangannya. Persentase efektivitas serangan yang dikomandani Juan Mata mencapai 80 persen! Dari lima kali tembakan, hanya sekali tembakan yang tidak tepat sasaran. Coba bandingkan dengan menghamburnya tembakan City yang mencapai 88 persen. Terlepas dari inferiornya penguasaan bola United, efektvitas serangan yang sampai 80 persen itu belum pernah terjadi di United. Menurut Carrick, ini bukan tiga angka biasa. Melainkan tiga angka yang bakal membangkitkan motivasi tim untuk delapan laga tersisa. ’’Setidaknya menjadi sinyal bagi rival kami, bahwa ketajaman kami sudah kembali lagi. Ini momentum terbaik kami,’’ klaim gelandang berusia 34 tahun itu. Di balik gembiranya armada United, Martin Demichelis menjadi bulan-bulanan fans City. Sebab, bek tengah berkebangsaan Argentina itu menjadi kunci di balik semua petaka di Minggu malam itu. Gol United terjadi karena dia lebih lambat menutup ruang gerak Rashford. Cederanya Joe Hart pun karena Demichelis terlalu lambat memberikan back pass. Sehingga, Hart pun jadi mati langkah untuk mengejar back pass itu lalu terkena cedera otot. ’’Ini mungkin hari buruknya (Demichelis). Semua pemain pasti pernah mengalami ini. Dia mungkin nervous saja, tapi semoga dia tidak mengulanginya lagi,’’ sebut pelatih City, Manuel Pellegrini. Berbanding 180 derajat dengan United, City kini harus menghindari kejaran United dan West Ham agar Josep Guardiola tidak berlaga di Europa League musim depan. Atau bahkan City bisa saja gagal lolos ke Eropa untuk kali pertama sepanjang rezim Sheikh Mansour. Pellegrini menyebut, penguasaan bola mencapai 60 persen dan lebih sering mengurung pertahanan United tidak layak jika kekalahan jadi hasil akhirnya. ’’Tidak seharusnya kami kalah. Sebaliknya, minimal kami harusnya bisa mencetak tiga atau empat gol,’’ sebutnya. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait