KUNINGAN – Imbauan Ketua DPD PDIP Jabar TB Hasanudin agar elektabilitas Hj Utje Ch Suganda MAP naik, ditanggapi dingin oleh sebagian kalangan. Sebab selama memimpin, sepak terjang orang nomor satu di kota kuda itu kurang dirasakan sebagian besar masyarakat Kuningan. Pemerhati sosial politik, Adi Rahmat Hidayat ST merasa pesimistis timses Utje mampu meningkatkan elektabilitas secara dramatis dalam dua tahun ini. Meskipun mampu menaikkan, ia memprediksi tidak akan terlalu signifikan. “Saya melihatnya dari beberapa indikator. Salah satunya faktor kekompakan pimpinan daerah. Antara bupati dan wabup terkesan masih belum solid. Ini menyangkut harmonisasi penyelenggara pemerintahan,” kata jebolan salah satu perguruan tinggi di Bandung itu, kemarin (28/3). Faktor lainnya dari kinerja pemerintahan disertai peristiwa bencana longsor yang kerap melanda. Kerusakan infrastruktur, Adi menduga, tidak akan membuat puas masyarakat untuk memilih kembali. Kualitas proyek pemerintah yang buruk pun, menurut dia, berefek kurang baik terhadap elektabilitas Utje. “Ketika proyek pembangunan infrastruktur yang baru saja dibangun sudah rusak lagi, itu akan memicu cemoohan masyarakat. Kalau tidak salah ketika saya melintasi jalan alternatif Gunungsirah-Cipulus ke Cikijing, perasaan baru juga dibangun. Lalu jalan alternatif Cimenga rusak berat,” tuturnya. Bukan hanya infrastruktur, Adi mengatakan, kesejahteraan masyarakat Kuningan selama ini kurang terperhatikan. IPM daya beli, tidak terlalu menjadi perhatian serius pemerintahan Kabupaten Kuningan. Ini dibuktikan dengan masih tingginya angka pengangguran. “32.118 orang menurut saya terbilang angka yang besar. Bagaimana mereka bisa sejahtera kalau belum punya mata pencaharian. Yang sudah kerja saja, dengan gaji dibawah UMK, belum tentu mereka sejahtera. Ini jadi tantangan bupati untuk menggenjotnya,” ujar Adi. Harus diakui, imbuhnya, elektabilitas Utje tidak setinggi mantan bupati terdahulu H Aang Hamid Suganda (suaminya, red). Tidak berlebihan apabila ia menyarankan agar Utje mulai menyeleksi calon pasangannya kelak yang betul-betul mampu mendongkrak elektabilitas. “Calon wakilnya harus betul-betul bagus. Kalau tidak, sejak sekarang tunjukkan pada masyarakat bahwa hasil pembangunan yang dilakukan selama ini memberikan manfaat besar. Sekarang ini, cara turun ke masyarakat hanya sekadar untuk mengenalkan diri itu kurang efektif,” sarannya. Adi teringat jargon mantan bupati terdahulu yakni ‘Nyata Tur Karasa’. Waktu itu, kepemimpinan Aang Hamid Suganda memang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Bupati sekarang diharapkan bisa meneladani kepemimpinan Aang. Sehingga dalam dua tahun ini tingkat elektabilitasnya melejit. “Dua tahun itu kalau hitungan politik sangat singkat. Ini jadi tantangan berat bagi bupati. Saya hanya bisa menyarankan, niatkan untuk masyarakat, insyaAllah dengan sendirinya akan ada timbal balik. Jangan niatkan hanya sekadar untuk menaikkan elektabilitas,” tukasnya. (ded)
Bupati Utje dan Wakilnya Terkesan Masih Belum Solid
Selasa 29-03-2016,11:18 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :