Di Majalengka Harga Beras Turun Rp2 Ribu

Senin 04-04-2016,16:04 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Musim panen yang hampir serentak di sejumlah wilayah Majalengka mempengaruhi harga beras di sejumlah pasar tradisional yang mengalami penurunan. Seperti di dua pasar tradisional Pemda, yakni pasar Cigasong dan pasar Kadipaten. Salah seorang pedagang beras di pasar Cigasong, Kominah (42) menyebutkan turunnya harga beras sudah berlangsung sejak sepekan lalu. Diantaranya jenis IR 64 kualitas I dari harga sebelumnya Rp11 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp9.500 per kilogram. Kemudian harga beras IR 64 kualitas sedang yang semula Rp10 ribu per kilogram turun menjadi Rp9 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras kualitas III dari Rp9.500 menjadi Rp8 ribu per kilogram. “Rata-rata besaran penurunan harga beras per kilogram antara Rp1.500 sampai dengan Rp2 ribu. Tidak hanya beras jenis IR saja, beras Pandanwangi juga mengalami penurunan. Dari semula mencapai Rp13 ribu per kilogram menjadi Rp11 ribu per kilogram. Tapi beras dari Cianjur agak tinggi sampai Rp11.500 per kilogram,” tuturnya, tadi pagi (4/4). Turunnya harga beras sudah biasa terjadi karena dipengaruhi panen yang hampir serentak di sejumlah wilayah. Sehingga memengaruhi harga gabah karena mudah diperoleh masyarakat. Otomatis harga beras di sejumlah pasar juga berpengaruh. Bahkan banyak beras hasil penen rendeng yang kualitasnya dinilai kurang baik. Ukuran beras kecil bahkan saat digiling beras menjadi remuk. Kondisi ini diduga akibat pengaruh dari hasil panen yang kurang baik, karena areal tanam para petani sebagian terserang hama. “Yang harusnya masuk pada kualitas beras kelas I akhirnya masuk kelas II karena selain ukurannya kecil banyak beras menjadi remuk. Kondisi ini juga bisa akibat penjemuran yang terlalu kering atau memang bulir padi yang kecil akibat terkena serangan hama di sejumlah tanaman padi,” ujarnya. Hal senada diungkapkan pedagang beras di pasar tradisional Kadipaten, Wati. Turunnya harga terjadi karena pasokan gabah maupun beras melimpah. Di tingkat penggilingan, gabah hanya mencapai Rp430.000 per kuintal. Diperkirakan harga akan terus stablil hingga musim tanam selanjutnya karena stok gabah di petani melimpah berimbas kepada harga menjadi murah. “Harga beras di pasaran tergantung stok gabah di petani. Kalau banyak maka harga stabil. Sebaliknya stok gabah di petani habis maka harga akan naik. Ini sudah menjadi hukum pasar,” imbuhnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait