Manny Pacquiao, Akhir Karir yang Manis

Senin 11-04-2016,10:37 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LAS VEGAS - Koar pelatih Manny Pacquiao, Freddie Roach, yang mengatakan petinjunya sama sekali tidak kehilangan power, speed, dan reflek pasca operasi bahu kanan, dibuktikan di atas ring. Bertarung di MGM Grand Garden Arena Las Vegas kemarin, Pacman -julukan Pacquiao- menutup 21 tahun karir di ring tinju dengan manis. Menang mutlak atas lawannya Timothy Bradley. Di usia 37 tahun, petinju Filipina itu tidak tampak kehilangan karakter agresif maupun reflek di atas ring. Kakinya begitu lincah, memburu maupun menghindari lawan. Begitu pula dengan tangan dan tubuhnya. Kedua petinju sama-sama menunjukkan agresifitas. Saling terjang dan menyudutkan lawan terus terjadi sepanjang 12 ronde. Seru. Statistik menunjukkan Pacquiao sepanjang pertarungan melayangkan 439 pukulan dan 122 di antaranya tepat sasaran. Sementara Bradley melayangkan 302 pukulan dan tepat 99 di antaranya. Keunggulan Pacman dalam menghindar lantas cepat berbalik menyerang begitu manjur. Mengantarnya meraih kemenangan ke-58 sepanjang karir di atas ring. Sekaligus kedua atas Bradley dari tiga kali pertemuan (2-1). Terhitung, dua kali pukulan Pacman membuat wasit menghentikan pertandingan. Tepatnya di ronde tujuh dan sembilan. Namun, Bradley masih mampu meneruskan laga. Pacman menang mutlak setelah tiga juri memberinya kemenanan dengan total nilai 116-110. “Ya, aku resmi pensiun sekarang,” ucap Pacquiao usai laga dilansir ESPN. “Aku akan pulang dan memikirkannya. Aku ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Aku ingin melayani masyarakat (Filipina),” tambahnya. Pada 9 Mei mendatang, Pacquiao bakal bertarung dalam pemilu senat Filipina. Namun, Pacman tampak gamang dengan pensiunnya ini. Dia mengaku masih belum menutup kemungkinan suatu saat akan kembali naik ring. Setelah saling raba kekuatan di dua ronde pertama, memasuki ronde ketiga, dua petinju mulai tampil terbuka. Bradley beberapa kali lebih dulu memaksa Pacquiao tersudut di sisi ring dengan pukulan kombinasi straight dan hook. Di akhir ronde empat, dua pukulan straight Bradley tepat menghujam wajah Pacman. Bradley makin menggila di ronde lima. Sekali uppercut keras kirinya menghajar rahang Pacman. Gerakannya terus menyeruduk. Namun, Pacman yang punya predikat petinju satu satunya yang pernah menjadi juara dunia di delapan kelas berbeda masih terlalu licin. “Manny cepat dan eksplosif. Pukulannya berat, dia juga punya kesabaran. Aku belum cukup profesional untuk menyabarkan diri menghadapinya,” ucap Bradley. Di ronde-ronde selanjutnya, Pacquiao yang lebih beringas. Satu straight kiri di ronde tujuh menghujam wajah Bradley. Petinju negeri Paman Sam itu sampai terpeleset dan nyaris jatuh. Wasit sebentar menghentikan pertandingan. Sebanyak 14.655 penonton yang memadati MGM Grand bergemuruh. Mayoritas berterik “Manny! Manny! Manny!”. Di empat ronde terakhir kedua petinju makin royal melayangkan pukulan. Seru. Sekali hook kiri Pacquiao kembali membuat wasit menghentikan pertarungan di ronde sembilan. Bradley tersungkur. Buru-buru dia kembali berdiri. Penonton makin bersorak-sorai. Sampai ronde 12 keinginan Pacman menang KO di laga terakhir gagal terwujud. Tapi, kemenangan itu tetap dia dapat dengan menyuguhkan tarung memuaskan bagi para pecinta tinju. Sabuk juara dunia WBO kelas welter resmi melingkar di pinggangnya. “Aku mencari KO di setiap ronde. Tapi dia sangat kuat dan sangat baik dalam serangan balik,” ucap Pacman. Dengan victory itu Pacman menutup karier dengan rekor 58 menang (38 KO), 6 kalah, dan  2 draw. Sedangkan Bradley kini punya rekor 33 menang (13 KO),  2 kalah, dan 1 kali draw. (irr)

Tags :
Kategori :

Terkait