Ingin Kembalikan Amplop Uang ke SBY

Senin 12-03-2012,04:16 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Pria separuh baya ini tiga kali melakukan aksi long march Malang-Jakarta. Tidak banyak yang ia inginkan, hanya sebuah keadilan dari Presiden atas kematian putranya, yang tewas ditabrak oknum polisi. Pada 18 Februari 2012 Indra Azwan memulai jalan kaki dari rumahnya, Jl Genuk Watu Barat, Malang, Jawa Timur. Sabtu (10/3), dia tiba di Cirebon. Tujuannya Istana Presiden, di Jakarta. Ini kali ketiga Indra Azwan melakukan long march dari Malang ke Jakarta. Dua kali melalui jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, satu kali melalui jalur Selatan. Aksi pertama dimulai 9 Juli 2010 dan tiba di Istana Negara 22 hari kemudian. Sementara aksi kedua dimulai 27 September 2011 melalui jalur selatan. Aksi ketiganya ini dimulai 22 hari lalu, atau 18 Februari 2012. Apa yang dicari? Indra Azwan ingin menuntut keadilan. Rizki Andika, putranya, tewas ditabrak oknum polisi pada tahun 1993. Menurut Indra, hingga saat ini oknum polisi tersebut masih bertugas dan tidak pernah dihukum. Indra mengatakan, sesampainya di Istana Negara, Jakarta, ia berencana mengembalikan amplop yang berisi uang Rp25 juta, pemberian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2010 lalu. Uang itu sengaja akan dikembalikan, karena Indra sesungguhnya tidak menginginkan amplop, akan tetapi kasus kematian anaknya, 18 tahun silam bisa diproses hukum. “Pelaku penabrakan terhadap anak saya sampai sekarang masih bertugas. Bahkan, sampai saat ini belum tersentuh hukum,” ujarnya dengan heran. Selain mengembalikan amplop kepada presiden, lanjut dia, pada perjalanan kali ini, dirinya sudah membuat surat wasiat untuk keluarganya. “Isinya, jika terjadi apa-apa dalam perjalanan atau meninggal secara tidak wajar, maka jenazahnya jangan dimandikan dan jangan dikafani. Saya minta agar jenazah saya diantarkan ke Istana Negara,” katanya saat beristirahat di SPBU Jl Brigjen Dharsono, Kota Cirebon, Sabtu (10/3). (atn)

Tags :
Kategori :

Terkait