Alih Fungsi Mobil Jadi Tempat Jualan

Senin 12-03-2012,04:21 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Omzet Sangat Menggiurkan Ngapain jualan di toko kalau cukup dengan mobil bisa menghasilkan pemasukan fantastis? Efesien dan menjamin, menjadi di antara tawarannya. Bagaimana cerita para pengusaha jalanan ini? BERBAGAI cara bisa dilakukan menjadi pengusaha. Bahkan, tanpa punya tempat pun sebuah usaha bisa dilakukan. Cukup menggunakan mobil. Seperti marak dilakukan para pengusaha di Cirebon. Sejumlah pengusaha kreatif, mengubah mobil pribadinya menjadi tempat usaha, ditemui di beberapa ruas jalan. Seperti Rere Aria (28), sejak enam bulan lalu menjual aneka boneka di mobil pribadi bersama sang suami. Berawal dari ajakan rekan Rere di Bogor untuk memasarkan boneka hasil buatannya, akhirnya inisiatif berjualan di mobil pun muncul. “Pilih jualan di mobil karena saya ingin ada pemasukan lebih. Saya pikir ada mobil kenapa nggak dimanfaatkan. Apalagi rekan saya di Bogor ada yang usaha jual boneka. Jadi kami adakan kerja sama,” ujarnya mengawali perbincangan, Minggu (11/3). Sebagai tempat langganan nangkring, Jl Pemuda menjadi andalan Rere berjualan. Dirasakan Rere, meski penjualannya tidak di sebuah toko, tapi omzet yang didapat sangat fantastis. Dalam sehari dirinya dapat mengantongi uang hingga Rp3juta per hari. “Jualan di mobil ternyata sangat efektif. Kita yang jualan nggak ada kewajiban bayar uang sewa toko. Bisa pindah ke mana-mana, cari tempat yang ramai, terserah kita,” tuturnya. Dengan jam operasional jualan yang bisa diatur sesuai keinginan pribadi, Rere tak perlu khawatir mengatur waktu. Terbukti, hanya dengan sebuah mobil Avanzanya, kini Rere begitu menikmati pekerjaan barunya. “Jualan dari jam 09.00-17.00 WIB. Yang tadinya ibu rumah tangga, sekarang ada kegiatan dan menguntungkan, kenapa tidak? Serbapraktis pokoknya, nggak usah ribet pikirin uang sewa yang terpenting,” katanya diselingi tawa. Sementara, berjarak sekitar 50 meter dari tempat penjualan boneka milik Rere, terdapat mobil bak terbuka yang menjajakan helm. Denung (21) sebagai penjual helm, ia merasa keefektifan berjualan di pinggir jalan dengan mobil. Lebih menarik daripada di toko. “Saya punya dua toko dengan saya jualan di mobil begini omzetnya lebih banyak di mobil,” akunya. Menurut Denung, berjualan di mobil ibarat menjemput bola. Konsumen Cirebon yang cenderung ingin instan lebih dipermudah dengan berjualan di mobil. “Saya ibaratnya jualan di mobil itu seperti menjemput bola. Karena barangkali kebanyakan dari masyarakat yang tidak punya waktu untuk belanja di toko, kami permudah dengan jualan di mobil di pinggir jalan seperti ini,” tuturnya. Sebagai pedagang baru yang memanfaatkan mobil menjadi tempat dagangannya, Denung merasakan perbedaan sangat signifikan. Meski baru dua minggu, ternyata omzet yang diraih begitu menakjuban. “Sangat jauhlah. Di sini sehari saja kalau lagi ramai bisa sampai Rp2 juta per hari,” akunya. Angka tersebut tentu menakjuban. Meski begitu, mengubah mobil menjadi tempat jualan rupanya memiliki beberapa kekurangan. Seperti ketergantungan terhadap cuaca dan menurunkan harga. “Image masyarakat itu kan kalau jualan di pinggir jalan, murah. Maka dari itu, kita harus siap untung tipis dulu kalau mau cepat laku. Setelah itu, kita juga jadi ketergantungan terhadap cuaca. Kalau hujan terus jualan juga jadi terganggu,” paparnya. Terpisah, Wisnoe Faizaldy (26) memaparkan betapa dirinya sangat bersyukur atas peralihan fungsi mobilnya menjadi tempat jualan. “Dulunya saya punya usaha kuliner di daerah Pekiringan. Tempatnya nggak strategis, jadi tutup deh. Sekarang saya rasa dengan usaha seperti ini lebih praktis,” kata warga Suradinaya ini. Pria yang biasa menjajakan kripik pisang kemasan ini mengaku dalam satu bulannya berhasil menjual lebih dari 2000 bungkus. Dengan harga Rp12.500, per bungkusnya. Saat ditanya apakah akan terus menggunakan mobilnya sebagai media berjualan, Wisnoe menjawab, “Sepertinya masih terus, karena sampai sekarang, penjualannya sangat efektif,” ungkapnya. (adinda pratiwi)

Tags :
Kategori :

Terkait