Gotas: Cirebon Butuh Bupati yang “Sugih Beras”

Senin 25-04-2016,09:22 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SUMBER - Memperingati harlahnya yang ke-18, DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Cirebon menggelar diskusi bertema “Mencari Sosok Bupati Pilihan Rakyat Tahun 2018”, Minggu (24/4). Sejumlah tokoh politik, ulama, cendekiawan dan para ketua partai politik hadir dalam kegiatan itu. Mewakili Pemerintahan Kabupaten Cirebon, hadir Wakil Bupati Cirebon H Tasiya Soemadi dan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH. Mereka berdua didapuk sebagai narasumber dalam diskusi yang dimoderatori wartawan senior Noerdin M Noor. Narasumber lain yang dihadirkan dalam diskusi selama dua jam itu, anggota DPR RI Mahfud Siddiq, Rois Suriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Usamah Mansur, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Cirebon Dr Ahmad Kholik dan perwakilan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Cirebon Abdul Aziz. Dalam diskusi ini, masing-masing narasumber menyampaikan kriteria tentang pemimpin Kabupaten Cirebon di masa yang akan datang. Wakil Bupati Cirebon misalnya, dia ingin pemimpin ke depan mau mendengarkan aspirasi dan mengerti kultur masyarakatnya. Sebenarnya, keinginan masyarakat Kabupaten Cirebon terhadap pemimpinnya, kata Gotas, tidak muluk-muluk. Dari hasil penelaahannya ke bawah, yang dibutuhkan masyarakat hanya waras (sehat), sugih beras (sejahtera), cerdas, akas dan tegas. “Lima hal ini, jika pemimpin ke depan mampu mengakomodir, Insya Allah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cirebon mampu melesat terbaik se-Jawa Barat atau bahkan bisa tingkat nasional,” jelasnya disambut riuh tepuk tangan para tamu undangan. Kemudian, anggota DPR RI Mahfud Siddiq juga menyampaikan kriteria pemimpin yang harus dipilih masyarakat Kabupaten Cirebon ke depan. Mengutip kisah Nabi Yusuf AS, ada dua hal yang menjadikan Nabi Yusuf menjadi pemimpin besar, yakni hafidz dan ‘alim. Artinya, mampu menjaga dan memelihara rakyatnya, serta berilmu pengetahuan. “Saya kira, orang yang berilmu sudah banyak. Tapi, yang mampu menjaga dan memelihara itu sangat sulit. Apalagi mampu menjaga dan memelihara sistem politik dan kegotongroyongan, serta aset kekayaan yang ada di wilayahnya,” ucapnya. KH Usamah Mansur menambahkan, pemimpin daerah ke depan harus orang yang mempunyai kompetensi, negarawan, tidak mudah tersinggung, tahan banting dan tidak anti kritik. Jangan sampai, bupati yang akan datang mempunyai mindset seorang penguasa yang otoriter. Kemudian, syarat lain yang diajukan ulama NU ini adalah pemimpin harus jujur, amanah, proporsional, konsisten, toleran dan mampu menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. “Bupati ke depan harus berpikir bagaimana menyejahterakan seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon, dari ujung timur sampai barat. Baik itu pendukung ataupun bukan,” imbuhnya. Sementara, Ketua ICMI Kabupaten Cirebon, Dr Akhmad Kholik mencoba menawarkan gaya kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab sebagai alternatif guna membawa daerah ini bisa maju ke arah yang lebih baik. Pasalnya, pada saat sahabat Nabi Muhammad SAW memimpin, banyak kejutan yang ditorehkan. Mulai dari ekspansi wilayah, menyebarkan syiar Islam dan membangun penegakan hukum. “Menurut pengamat, ada tiga faktor yang membuat Umar mampu membangun peradaban hebat di muka bumi, yakni integritas, tegas dalam penegakan hukum, kreatif serta inovatif,” bebernya. Sedangkan Dr Abdul Aziz dari DPM Muhammadiyah Kabupaten Cirebon mengungkapkan, pemimpin ke depan haruslah orang yang mempunyai kemauan. “Jika tidak punya kemauan, tentu bupati tidak bisa memimpin daerah sesuai harapan masyarakat,” ujarnya. Menanggapi diskusi tersebut, Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon Junaedi ST sejak awal mengatakan, jika PKS ingin mendengar keinginan para tokoh di Kabupaten Cirebon untuk suksesi kepemimpinan ke depan. “Karena PKS punya kepentingan untuk suksesi, maka diskusi ini bisa jadi bahan pelajaran,” katanya. (jun)      

Tags :
Kategori :

Terkait