Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2016, Sempat Dikerjai Pemandu Bakat

Selasa 26-04-2016,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Shareef Satu-satunya Wakil Cirebon Lolos ke Kudus CIREBON – Keajaiban itu datang ke tangan bocah kelahiran Cirebon 12 tahun lalu, Shareef Fahd Basyar. Peserta bernomor punggung 0238 pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2016 tersebut terpilih oleh dewan pemandu bakat meski dikalahkan lawannya di semifinal. Shareef meraih super tiket di hari terakhir audisi di GOR Bima Kota Cirebon, kemarin (25/4). Wajahnya berlinang air mata usai pemandu bakat mengumumkan peserta yang lolos. Keputusan dewan pemandu bakat yang dipimpin Christian Hadinata kemarin benar-benar kejutan buat Shareef. Shareef yang berdiri lesu dalam barisan saat upacara penutupan, tidak sadar kalau nomor punggungnya yang disebutkan Lius Pongoh. Seakan tak percaya, bocah Cirebon itu tertegun sebelum melangkah ke podium utama. Shareef mencetak sejarah sebagai satu-satunya kontestan audisi asal Cirebon yang lolos ke grand final di Kudus, September mendatang. Atlet binaan PB Wina Tunas Harapan itu bangga meski sempat dikerjai dewan pemandu bakat. Sebelum super tiket pilihan pemandu bakat diserahkan ke tangannya, Shareef diminta bertanding melawan mantan pebulu tangkis nasional Ronald Sanduan. Untuk mendapatkan lima poin dalam tempo dua menit saja, bukan hal mudah bagi Shareef yang kelelahan. Apalagi, lawannya mantan atlet nasional. Tantangan gagal diwujudkan. Tapi keputusan memang sudah diambil dewan pemandu bakat sebelum Shareef dikerjai. Super tiket pilihan akhirnya jatuh ke pelukan bocah 12 tahun itu. “Saya nggak nyangka. Soalnya tadi sudah kalah,” ujar Shareef sambil menahan air mata saat diwawancara sejumlah wartawan. Di babak semifinal U-13 putra, Shareef memang bertemu lawan kuat. Gumelar, peserta nomor 0432 asal Bandung, menaklukkan Shareef dalam tempo cepat, 21-9, 21-15. “Saya melihat kegigihan Shareef sejak babak-babak awal. Tekniknya juga baik. Meski postur tubuhnya tidak tinggi, tapi gerakannya lincah dan footwork-nya bagus,” kata Lius Pongoh, salah satu pemandu bakat. Shareef mulai mengenal olahraga tepok bulu itu sejak TK. Tarjuni, sang ayah, yang melihat bakat putra bungsunya itu mendaftarkan Shareef ke PB Wina di Kota Cirebon. Mulai bergabung dengan PB Wina sejak kelas 1 SD. Shareef yang kini duduk di bangku kelas 6 SDN 2 Karangsuwung sudah beberapa kali memenangi gelar juara. Yang terbaru, pada tahun 2014 dan 2015, bungsu dari tiga bersudara ini menjadi runner-up kejuaraan bulu tangkis usia dini sewilayah III Cirebon dan runner-up Olimpiade Olahraga Siswa nasional (O2SN) SD tingkat Kabupaten Cirebon. “Anaknya memang senang bulu tangkis. Kalau saya dan istri mendukung saja,” kata Tarjuni. Shareef menjadi peserta audisi terakhir yang mendapatkan super tiket ke grand final. Total, dari Audisi Umum di Cirebon yang digelar sejak Sabtu (23/4) lalu, ada 13 calon penerima beasiswa bulu tangkis yang terpilih. Sebanyak 12 atlet terpilih melalui fase turnamen dan Shareef sebagai satu-satunya peserta yang mendapatkan super tiket pilihan. Sementara itu, audisi Surabaya yang juga resmi berakhir kemarin, tercatat ada 21 peserta dari total 381 yang terdaftar, berhak mengantongi super tiket untuk digunakan sebagai garansi tampil di babak grand final di Kudus 2-4 September mendatang. Jumlah tersebut berdasarkan 12 peserta yang mendapatkan super tiket lantaran memang berhasil bertahan hingga babak akhir. Sedangkan sembilan sisanya merupakan hasil penilaian tim pencari bakat. ’’Jumlah super tiket tambahan di Surabaya ini yang terbesar selama audisi umum berlangsung pada 2016. Selain karena jumlah peserta yang memang meningkat, Jawa Timur masih membuktikan dirinya sebagai salah satu lumbung bakat hebat pebulu tangkis nasional,’’ tutur Fung Permadi, ketua tim pencari bakat Audisi Umum Surabaya kemarin. (ttr/io)  

Tags :
Kategori :

Terkait