Duuh, Rapat Enam Parpol Dinilai Cuma Bikin Ribut Saja

Rabu 27-04-2016,18:19 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN – Adanya pertemuan pentolan 6 parpol pengusung Utama di salah satu rumah makan, Senin (25/4), menuai reaksi dari sejumlah kader PDIP. Salah satunya Komardani yang kini menjabat sekretaris PAC PDIP Kecamatan Cigugur. Politisi berambut ikal tersebut menilai, justru pertemuan itu memicu tidak kondusif atau kekisruhan politik di Kabupaten Kuningan. “Saya merasa heran kenapa mereka tidak mengundang PDIP. Kan semua tahu parpol pengusung Utama itu 7 parpol. Kalau belum sampai mengusulkan nama, mestinya PDIP juga diundang dong. Jangan berdalih bahwa PDIP punya mekanisme sendiri,” ketus Komardani saat berkunjung ke kantor Radar Kuningan, kemarin (26/4). Justru dirinya merasa ironis dengan isi pakta integritas yang bertujuan menjaga kondusivitas daerah. “Apakah PDIP hanya cukup diwakili oleh saudara Nana Rusdiana saja? Saya baca di media, dia mengatasnamakan penasehat PDK. Nampaknya perlu diteliti kembali apakah saudara Nana Rusdiana itu kader PDIP atau bukan,” ucapnya. Selain menanggapi pertemuan 6 parpol pengusung, Omay juga merespon statement yang dilontarkan Ketua Gasak Manaf Suharnaf SPd. Wacana Kuningan tanpa wakil yang diucapkan Manaf sangat disetujui oleh Omay. Bahkan dirinya merasa yakin, H Acep Purnama MH mampu melanjutkan penyelenggaraan pemerintahan tanpa waki bupati. “Bukan mampu lagi, tapi sangat mampu. Menurut hemat saya, beliau itu sosok enerjik dan sabar dalam menghadapi persoalan. Saya 25 tahun bersamanya, sangat tahu karakteristik beliau,” tandas dia. Selama puluhan tahun mengenal Acep, Omay menilai Acep tokoh yang santun. Omay sangat salut melihat karakteristik Acep. Bahkan ia berani mengatakan, Kuningan sangat beruntung punya pemimpin seperti Acep. Loyalitas terhadap partai pun tidak diragukan. Dalam setiap acara, Acep selalu mengenakan jas merah yang berarti jangan sekali-kali melupakan sejarah. “Saya sudah pernah mendorong mobil mogok. Setelah mobil tersebut jalan, saya ditinggalkan. Nah, saya yakin Pak Acep Purnama tidak akan seperti itu. Karena beliau bukan kemasan, orang yang berideologi jelas dan bermilitansi jelas. Meski didera berbagai hal, tetap sabar. Jas merah,” ungkapnya. Lebih jauh Omay menambahkan, partai merupakan alat untuk merebut kekuasaan. PDIP, menurut dia, berhasil melakukannya. Bupati, wakil bupati sampai ketua DPRD, semuanya diduduki oleh kader PDIP. Langkah menggapai keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran seluruh kader partai. “Kami juga ikut merebutnya. Tapi sayang karena kepentingan, jangankan ingat sejarah, justru kami malah jadi terbuang. Ironis,” ketus Omay. Namun dia sangat yakin Acep Purnama tidak akan seperti itu. Oleh karenanya, DPP maupun DPD Jabar harus membuka mata. Termasuk dalam pengisian jabatan wabup nanti, jangan sampai salah memberikan rekomendasi kepada orang yang tidak jelas. (ded)    

Tags :
Kategori :

Terkait