MAJALENGKA-Lomba paralayang dan gantole tingkat nasional memperebutkan piala Bupati Cup dan sejumlah uang pembinaan Hari Jumat kemarin (29/7) mulai digelar. Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi sendiri yang langsung membuka sekaligus melepas para atlet yang akan bertanding di halaman pendopo.
Bupati memaparkan, trek paralayang Gunung Panten yang terletak di Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka sudah memenuhi syarat dan bisa dibilang sempurna. Ini dibuktikan dengan beberapa kali trek tersebut dipakai untuk berbagai kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.
\"Kedatangan atlet paralayang dari berbagai daerah dan negara diharapkan memajukan olahraga itu khususnya di Majalengka. Selain itu yang kita jual adalah potensi wisatanya, setelah beberapa hari yang lalu destinasi wisata kita diangkat oleh TV nasional, saya pribadi kebanjiran pertanyaan maupun respon positif dari seluruh Indonesia,\" ujar suami Imas Indrawati ini.
Kepentingan pemda sangat jelas, lanjut bupati, meraih kemanfaatan yang sebesar-besarnya pada sektor pariwisata untuk kesejahteraan rakyat. Karena dengan pariwisata akan menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi lainnya yang mendorong peningkatan taraf ekonomi rakyat.
\"Karena even ini banyak diikuti atlet dari luar pulau dan manca negara, kendala yang transportasi sebentar lagi akan teratasi dengan hadirnya BIJB dan sarana pendukung seperti hotel dan wisata alam. Jadi para atlet setelah bertanding bisa langsung menikmati destinasi wisata Majalengka seperti Terasering Panyaweuyan, Kebun Teh Cipasung, Gua Lalay dan sebagainya,\" ungkapnya.
Ditempat yang sama Kadisporabudpar Drs Agus Permana MP menambahkan, kejuaraan yang dihelat pemda selain memperebutkan piala bupati juga ada uang pembinaan senilai Rp54 juta. Peserta yang sudah terdata sebanyak 150 orang dari berbagai klub dalam dan luar negeri.
\"Mulai jumat sampai minggu para atlet akan diadu ketangkasan dalam berbagai nomor yang diperlombakan. Efek yang kita harapkan, semakin dikenalnya Majalengka bukan hanya dengan paralayangnya saja. Akan tetapi destinasi wisata lainnya akan dikenal dan tersebar baik secara dokumentasi maupun cerita para peserta,\" ujarnya.
Radar sempat mewawancarai Kadispora Kabupaten Tolikara Provinsi Papua, Amos Wenda SSOs MHum menuturkan, paralayang dan gantole di daerahnya mulai berkembang. Awalnya warga merasa aneh dengan paralayang yang dianggap sebagai burung besar yang terbang membawa manusia. Kini banyak warga yang tertarik, beberapa juga kemudian menjadi atlet paralayang. Ini didukung dengan adanya trek Tinembo yang memadai dari segi ketinggian maupun sarananya.
\"Saya sengaja datang ke Majalengka untuk studi banding sekaligus mengukur kemampuan 20 atlet yang saya bawa. Dengan Izin Bupati Usman Genongga Wanimbo kegiatan paralayang diadakan di Tolikara setahun sekali tepat pada setiap 17 Agustus. Saya harap dengan kunjungan kami kesini dapat dibalas dengan kedtangan para atlet Majalengka ke Tolikara. Ini bagian dari upaya pertukaran pengenalan budaya sekaligus mempererat persatuan didalam NKRI,\" pungkasnya. (gus)