KUNINGAN – Pemandangan menarik terlihat di halaman sekretariat DPD PKS Kuningan, di sela-sela peringatan Milad 18, kemarin (1/5). Para ketua parpol berfoto bersama dalam rangka mendukung Ketua DPC PDIP Kuningan Rana Suparman SSos untuk dijadikan wakil bupati. Sayangnya, dari PKB dan Gerindra sudah terlebih dahulu meninggalkan lokasi acara. “Tadi pak Agus (ketua PKS, red) yang bilang wabup itu harus diambil dari PDIP. Dan ternyata diiyakan oleh pak Yudi (ketua Golkar, red). Cuma di PDIP-nya belum jelas mau siapa,” kelakar Rana Suparman disambut tawa oleh Agus Budiman, Yudi Budiana dan para kader partai lainnya. Ditanya seperti apa mekanisme di tubuh partainya, dia menjelaskan, setelah waktunya pas bakal konsultasi ke DPD PDIP Jabar. Setelah itu DPD akan mengintruksikan untuk memulai yang akan ditindaklanjuti dengan rapat DPC. “DPC akan menyampaikannya ke elemen partai. Bagi yang berminat masuk bursa, silakan mendaftar. Hasilnya nanti akan disampaikan ke DPD dan DPP, lalu dikeluarkan rekomendasi sesuai dengan pengamatan analisa politik di daerah,” terangnya. Mekanisme tersebut harus ditempuh lantaran PDIP merupakan organisasi partai politik. Di organisasi partai politik, imbuhnya, harus satu kata, satu hati dan satu perbuatan. Perbuatan yang lahir, harus terorganisir sesuai aturan partai. Artinya, tidak bisa berdasarkan kehendak hati sendiri. “DPC nanti yang akan buka pendaftaran bursa wabup. Tapi apa artinya dibuka kalau Partai Golkar, PKS, PKB, Gerindra dan Demokrat tidak mendukung. Ngapain?,” tandas Rana yang perkatannya didengarkan para ketua parpol. Dirinya membantah PDIP miskin kader. Untuk calon gubernur pun, ketika dipinta, maka PDIP Kuningan bisa segera menyiapkan stok kader. Begitu pula untuk kades, ketua RT, ketua RW, Bupati, Legislatif dan lainnya, stok kader PDIP Kuningan penuh. Sehingga tidak perlu menyewa pemain dari luar. “Kader itu kan universal ya, se-Indonesia. Pokoknya kader partai lah,” kata Rana mencoba mengklarifikasi jawaban dari pertanyaan wartawan sebelumnya. Disinggung soal nama-nama kader yang sempat masuk bursa penjaringan bupati 2013 lalu, dia geleng-geleng kepala. Padahal waktu itu terdapat nama H D Rusliadi, H Ahmad Yani, Tresnadi, dan lainnya. “Ini kan sudah enggak bicara 2013. Bicaranya sekarang,” jawabnya. Menanggapi rumor Acep Purnama mengusulkan Apang Sujaman dan Hj Elly S Rusliati untuk menjadi pendampingnya, Rana menjawabnya dengan tenang. “Bukan Pak Acep yang mengusulkan. Beliau hanya menindaklanjuti usulan partai pengusung. Jadi bupati mengusulkan ke dewan atas dasar usulan parpol atau gabungan parpol pengusung,” jelas dia. Sesuai saran Yudi Budiana, klaim Rana dalam persoalan wabup lebih bagus untuk mengamankan dewan sekaligus mengamankan parpol. Untuk itu pihaknya dituntut untuk menjalin komunikasi dengan parpol pengusung dan juga para anggota legislative di DPRD. “Tadi itu semua hadir (dalam acara milad PKS, red). Ada dari Golkar, PKB, Gerindra, Demokrat. Dari PPP juga ada tadi, Pak Masuri,” sebutnya tanpa menyebutkan PAN. Sementara, Ketua DPD Partai Golkar Kuningan H Yudi Budiana SH sempat dipintai tanggapannya oleh para pewarta soal perlu atau tidaknya wabup. “Kalau dirasakan satu kebutuhan, harus ada dong. Tergantung kebutuhan. Mekanismenya harus jelas. Peraturan memberikan kesempatan kepada partai pengusung Utama,” ungkapnya. (ded)
Koalisi Parlemen Diprediksi Dukung Rana Jadi Wabup
Senin 02-05-2016,12:37 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :