Nasib Empat Sandera Abu Sayyaf Belum Jelas

Rabu 04-05-2016,09:08 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

ZAMBOANGA - Nasib empat WNI yang jadi sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina masih belum jelas. Baik keberadaan maupun nasibnya. Sejauh ini, pihak-pihak terkait masih menjaga statemen, juga belum ada permintaan tebusan dari Abu Sayyaf. Juru bicara gugus tempur Tentara Filipina di Sulu Mayor Philemon Tan mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apa-apa. “Sejauh ini, fokus kami adalah mengalahkan kelompok Abu Sayyaf. Memang kami mendengar masih ada yang diculik, tapi kami tidak bisa mengonfirmasikannya,” ucapnya ketika dihubungi kemarin. Dia lalu menjelaskan bahwa yang dimaksud tak mengonfirmasikannya adalah permintaan soal tebusan resmi yang menandakan bahwa empat orang itu ada dalam kontrol Abu Sayyaf. Pihaknya masih konsentrasi untuk mengontrol dan mengendalikan kawasan Sulu. “Kami tak akan berhenti sampai The ASG (Abu Sayyaf Group, red) defeated (terkalahkan),” jawabnya. Dia juga mengimbau kepada semua pihak untuk tak memasuki kawasan yang berjarak sejauh delapan jam perjalanan laut dari Zamboanga itu, sebab daerah itu kini menjadi zona perang. Di lain pihak, sejumlah sumber di kalangan ikhwan jihadi dekat dengan Abu Sayyaf menyebutkan bahwa kesepuluh sandera itu memang dibebaskan karena sudah ada pembayaran. “Tapi tidak penuh, hanya separuh saja,” kata sumber tersebut. Inilah sebabnya kenapa semua pihak tak menyebutkan nominal pembayaran tebusan tersebut untuk menjaga muka kedua belah pihak. Pemerintah tak ingin terlihat gampang menuruti kemauan teroris, sebab akan menimbulkan preseden buruk. Sementara di sisi lain, Abu Sayyaf juga tak ingin malu hanya mendapat separuh saja. “Maka tak diumumkan secara resmi adalah jalan tengah,” lanjut sumber tersebut. Menurutnya, Abu Sayyaf sebenarnya tidak begitu kaku soal pembayaran tebusan. “Rp7,5 miliar untuk sepuluh sandera bagi mereka cukup banyak,” terangnya. Sebab, semakin lama menahan mereka, semakin menambah beban pula. Jadi, begitu ada tawaran yang dianggap masih pantas, mereka akan melepaskannya. “Jangan lihat ini ideologis. Ini (penculikan, red) hanya persoalan cari duit biasa saja,” terangnya. Sementara itu, KBRI Manila juga belum bisa menyebutkan kabar. Ketika ditelepon, petugas protokoler maupun operator menunjuk nama Koordinator di Bidang Politik KBRI Manila Edi Mulya. Sayangnya, nama terakhir ini kemarin tidak masuk kantor. “Bisa jadi masih di Jakarta atau mungkin ambil break dulu. Tapi pasti besok pagi (pagi ini, red) beliau sudah kembali masuk kantor,” ucap operator telepon tersebut. Ketika ditaya soal adakah kontak pejabat yang bisa dihubungi di kawasan Mindanao, operator tersebut menjawab “Maaf, lebih baik menunggu besok (hari ini, red) saja. Menunggu bapak masuk saja baru bertanya,” tambahnya. (ano)

Tags :
Kategori :

Terkait