Masjid Megu Ramai Dikunjungi Peziarah

Jumat 17-06-2016,14:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Masjid Kramat Megu berdiri meneduhi pemukiman warga Desa Megu Gede. Masjid yang diperkirakan berdiri sejak tahun 900-an ini, kerap menjadi tempat berziarah warga dari berbagai wilayah. Terutama saat hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. \"Tiap hari raya pasti banyak pengujung meluber berziarah dan berdoa di masjid ini,\" ungkap Kuncen Masjid Kramat Megu, Misko, kepada Radar Cirebon, Kamis (16/6). Umumnya, kata Misko, warga yang datang saat hari Idul Fitri merupakan para warga pendatang yang mudik ke kampung halaman. Mereka berbondong-bondong memadati masjid tersebut. Kebanyakan dari mereka selain berdoa dan berziarah, juga mengambil air di sumur masjid tersebut. Tujuannya untuk pengobatan, ada yang langsung diminum atau bahkan sampai dipakai untuk air mandi. Saat, wartawan koran ini menanyakan sejarah berdirinya Masjid Kramat Megu. Misko enggan menuturkan riwayatnya. Dia hanya menyebutkan bahwa masjid tersebut masih erat kaitanya dengan sejarah keraton dan juga situs Cirebon Girang. Saat Ramadan, masjid kramat megu juga menjadi tempat warga menunaikan ibadah salat tarawih berjamaah. Di lain sisi, Kuncen Masjid Kramat Megu, Misko juga menuturkan dalam satu tahun sekali pada bulan Jumadil Akhir, ada tradisi memayu serta pergantian sirap layaknya masjid kramat buyut trusmi. Sirap ini terdapat di bangunan yang berada tepat di depan masjid. Bangunan sirap ini kerap digunakan warga untuk nazar dan ijab qobul. \"Tujuan pergantian sirap itu supaya tidak ada yang bocor,\" katanya. Masjid Kramat Megu ini, dikelilingi oleh pagar batu bara merah dengan pintu setinggi satu meter. Sehingga praktis jemaah yang hendak masuk harus menundukan terlebih dahulu. Di sebagain besar masjid kuno, kontruksi pintu masjid yang rendah melambangkan bahwa umat yang beribadah harus merendahkan diri di hadapan allah tanpa melihat jabatan apapun. Di area masjid terdapat pohon beringan yang rindang, yang membuat keberadaan masjid tersebut terasa sejuk dan teduh. Tak heran, para musafir yang tengah dalam perjalanan memanfaatkan teduhnya situasi masjid untuk beristirahat sejenak setelah menunaikan salat dhuhur. \"Saya sering ke sini untuk berteduh, sambil salat,\" ucap Dulyani (34) salah seorang pengunjung. (jml)  

Tags :
Kategori :

Terkait