//ok faz
WARSAWA - Semifinal Piala Dunia 1970 di Meksiko merupakan laga paling bersejarah dalam pertemuan Italia versus Jerman. Dalam laga bertitel Partita del Secolo atau Game of the Century tersebut, Italia di era Gigi Riva dan Gianni Rivera mengalahkan Jerman Baratnya Franz Beckenbauer dan Gerd Mueller lewat babak tambahan waktu dengan skor thriller 4-3.
Italia juga memperdaya Jerman Barat 3-1 dalam final Piala Dunia 1982 berkat aksi Marco Tardelli. Sedangkan yang paling gres, semifinal Piala Dunia 2006, Gli Azzurri -sebutan Italia- mempermalukan Jerman di depan publiknya sendiri, dengan skor 2-0 juga setelah menjalani 120 menit.
Catatan itu menunjukkan bahwa Italia memang superior atas Jerman setiap kali berhadapan di turnamen besar. Total dari tujuh pertemuan, baik Piala Dunia maupun Piala Eropa (Euro), Italia menang tiga kali dan empat seri. Tapi, semifinal Euro 2012 bisa mengubah sejarah tersebut. Itu mengingat Jerman memiliki beberapa kelebihan untuk mengakhiri episode buruknya atas Italia dalam duel di National Stadium Warsawa dini hari nanti (siaran langsung RCTI kickoff 01.45 WIB). Salah satunya, tentu saja, performa kedua tim terkini.
Jerman merupakan satu-satunya tim yang sempurna sampai semifinal alias selalu menyapu bersih kemenangan dari empat laga. Catatan itu sekaligus membuat Die Mannschaft -sebutan Jerman- mencatat rekor 15 kemenangan beruntun di turnamen besar sekaligus menyalip catatan Spanyol (2010-2011), Belanda (2008-2010), dan Prancis (2002-2004). “Dengan selalu menang selama turnamen (Euro 2012, red), kami menunjukkan apabila kami tidak mudah dihentikan siapa pun,” koar kapten Jerman Philipp Lahm kepada Fox Sports.
Lahm sebenarnya lebih menginginkan Inggris sebagai lawan Jerman di semifinal. “Italia bermain lebih licik, lebih taktikal, dan sulit dikalahkan,” jelas satu dari empat anggota skuad Jerman di Piala Dunia 2006 yang masih bertahan tersebut. Tapi, Lahm tidak memungkiri apabila Italia memilili kendala kebugaran. Selain memiliki masa recovery lebih pendek dibandingkan Jerman, Italia harus memainkan adu penalti saat menghadapi Inggris. “Asalkan bermain normal, kami yakin ke final,” tegas bintang Bayern Munchen tersebut seperti dilansir Bild.
Allenatore (pelatih) Italia Cesare Prandelli memang masih menunggu kondisi kebugaran tiga pemainnya. Yakni, Daniele De Rossi dan Ignazio Abate (keduanya bermasalah dengan otot), serta Giorgio Chiellini (cedera paha). “Itu (kebugaran pemain, red) merupakan perbedaan kedua tim saat ini,” kata Prandelli kepada Football Italia. “Untuk lainnya, saya pikir kedua tim berimbang. Jerman adalah tim yang kuat, tapi bukan berarti tidak bisa dikalahkan. Setelah melihat performa kami melawan Inggris, kami bisa memainkan permainan hebat untuk mengalahkan mereka,” sambung pelatih yang belum terkalahkan dalam sembilan laga kompetitif itu.
Der trainer (pelatih) Jerman Joachim Loew tidak mau kalah. Loew mengatakan apabila dirinya telah melakukan berbagai evaluasi terkait Jerman yang selalu kerepotan mengalahkan Italia, termasuk saat ditahan seri 1-1 dalam uji coba di Dortmund pada Februari tahun lalu. Loew setuju apabila tidak ada yang favorit dalam Jerman versus Italia. “Cesare Prandelli juga sosok pelatih dengan filosofi menyerang dan banyak menjajal pemain muda. Jelas tidak mudah mengatasi mereka. Tapi, untuk kali ini, situasinya bakal berpihak kepada kami,” tutur Loew kepada Welt Online.
Terkait kondisi timnya, Loew hanya tinggal menunggu pulihnya gelandang Bastian Schweinsteiger dari gangguan engkel. “Kami butuh Bastian karena dia adalah pemberi semangat rekan-rekannya dan dia semakin matang dan matang secara luar biasa dalam tiga tahun terakhir,” tutur mantan asisten pelatih Jerman di Piala Dunia 2006 itu di FourFourTwo. (dns)