INDRAMAYU - Investor mulai melirik daerah pedalaman. Karena dibandingkan jalur pantura, peluang investasi properti di daerah plosok lebih menjajikan. “Daerah pelosok atau wilayah pedalaman di sini artinya bukan di sepanjang jalur pantura yang harga tanahnya saja sekarang sudah kelewatan mahalnya,” terang Heru, pelaku bisnis properti kepada Radar Indramayu. Dia menyebut, harga tanah di pinggiran jalan nasional saat ini paling murah Rp 1 juta per meter. Itu pun sulit dicari. Kemudian belum tentu menguntungkan dari sisi bisnis. Selain imbas dari beroperasinya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), biaya pembangunannya pun tergolong mahal. Lantaran lahannya berada di bawah jalan pantura. “Biaya untuk urug tanahnya saja sudah minta ampun. Ada yang mencapai dua meter dari bahu jalan,” ungkap Heru. Menurut Heru, untuk usaha perdagangan hanya sepanjang pinggiran jalan pantura Kecamatan Patrol yang dinilai masih menjanjikan. Sedangkan di wilayah Kecamatan Sukra, Kandanghaur dan Losarang kurang mumpuni. Karena itu sebagai alternatif, pelaku bisnis properti seperti dirinya, lebih memilih daerah yang agak masuk baik sebelah utara maupun selatan jalan pantura. Seperti Kecamatan Anjatan, Bongas, Gabus Wetan. Meski demikian, di wilayah-wilayah itu harga lahannya bervariasi. Penentuan harga ini bergantung pada lokasi, dan akses yang dapat ditempuh. Semakin dekat dengan pusat keramaian, harga lahan semakin tinggi. (kho)
Bisnis Properti, Daerah Pelosok Mulai Diminati Investor
Kamis 23-06-2016,23:05 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :