Ritual Berendam Suku Dayak Losarang Latih Kesabaran

Jumat 24-06-2016,13:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

RITUAL rendeman yang dilakukan warga suku Dayak Losarang Indramayu merupakan tradisi tahunan. Setiap warga, wajib selama empat bulan berturut-turut berendam mulai tengah malam hingga pagi. Seperti yang berlangsung di kali kecil Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Kamis (23/6) malam. Sebanyak 10 warga Dayak Losarang berendam. (Baca: Menyatu dengan Alam, Suku Dayak Losarang Jalani Ritual Berendam) Rendeman ini ditujukan untuk melatih kesabaran. Sifat manusia yang cenderung tidak pernah puas dan tidak sabaran harus dijauhi. Menurut Gembol, warga suku Dayak Losarang, manusia sering mengeluh ketika cuaca panas. Manusian juga tetap mengeluh ketika diberi cuaca dingin. “Sifat-sifat itulah yang kami coba jauhi. Karena alam sudah punya waktunya masing-masing, kapan harus panas, kapan harus dingin. Kapan harus hujan dan kapan harus terik,” kata Gembol. Tidak ada waktu khusus untuk melaksanakan ritual rendeman ini. Kalaupun di tengah jalan warga tidak sanggup untuk menuntaskan ritual rendeman selama empat bulan, tidak akan ada sanksi yang diberikan. Pada kepercayaan Suku Dayak Losarang, masyarakat diberi kebebasan beraktivitas. Termasuk menjalankan ritual. Prinsipnya, memaknai setiap tradisi yang ada dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Bagi warga Dayak Losarang yang sudah terbiasa, menjalani tradisi rendeman menjadi hal yang menyenangkan. Bahkan, tak jarang mereka tertidur dengan kondisi badan terendam air dan lumpur. Hanya kepala mereka yang terlihat. Sementara leher hingga kaki mereka tertutup air dan lumpur yang ada. (kmg)

Tags :
Kategori :

Terkait