Ortu Siswa SMPN 4: Biaya Lunas, Sudah Setahun Belum Dapat Seragam

Selasa 28-06-2016,12:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI – Dinas Pendidikan mengerahkan sejumlah perangkatnya untuk mencari keberadaan Kepala SMPN 4 Kota Cirebon, Elang Tommy. Pasalnya, pasca demo orang tua siswa ke dinas pendidikan, Elang Tommy mendadak menghilang. “Pokoknya kita usahakan mencari. Saya juga kerahkan orang, kita usahakan besok Elang Tommy dihadapkan dengan orang tua siswa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Dr Wahyo MPd, kepada Radar, Senin (27/6). Wahyo mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengetahui keberadaan Elang Tommy. Di depan orang tua siswa, Wahyo juga menelepon Elang Tommy. Ternyata nomornya tidak aktif. Wahyo kemudian meminta pihak sekolah untuk menjemput Elang Tommy, ternyata di rumahnya pun tidak ada. Wahyo menginginkan agar Elang Tommy bertanggungjawab atas perbuatannya. Sebab, para orang tua dikecewakan dengan sikapnya. Seperti diketahui, Senin pagi (27/6), para orang tua  siswa SMPN 4 Kota Cirebon, mengadu ke dinas pendidikan. Mereka mengungkapkan persoalan seragam sekolah yang sudah setahun belakangan tidak kunjung diberikan ke siswa. Orang tua siswa mengaku sudah melunasi pembiayaan seragam sekolah yang totalnya mencapai Rp1.015.000, - untuk seragam laki-laki dan Rp1.050.000, untuk seragam putri. “Dari awal tahun ajaran 2015 sampai akhir tahun ajaran masih belum dibagikan. Terpaksa kami mengadukan masalah ini kepada kepala dinas,” ujar salah satu orang tua siswa, Denis, di ruang kerja kepala dinas pendidikan. Di depan kadisdik, Denis menyebutkan, anaknya saat ini sudah naik ke kelas VIII dan belum mendapatkan seragam. Pihak sekolah hanya menjanjikan, akan diberikan seragam November 2015. Ternyata sampai memasuki tahun ajaran baru, seragam yang dijanjikan masih belum diterima. “Kami orang tua selalu dikasih PHP (pemberi harapan palsu). Memang tidak semua, tapi ada 60 persen siswa yang belum dapat seragam,” tuturnya. Meski ditaksir ada 40 persen siswa sudah meneriam seragam, ternyata paket yang diterima tidak utuh. Mestinya setiap siswa mendapatkan pakaian olahraga satu stel, baju muslim satu stel, kemeja kotak-kotak satu stel dan batik. Realisasinya, ada siswa yang baru menerima seragam olahraga saja. Ada juga yang baru sebatas menerima batik. Kondisi ini menyebabkan orang tua keluar biaya tambahan. Sebab, mereka harus membeli seragam di luar sekolah. Untuk seragam SD, banyak siswa yang terpaksa menggunakan baju olahraga bekas SD. Padahal, banyak siswa yang seragam olahraga SD-nya sudah tidak muat. “Seragam itu hak siswa. Kami ini sudah setahun lunas membayar, tapi mana seragamnya?” tanya dia. Rita juga mengungkapkan, para orang tua terpaksa mengadu ke dinas pendidikan karena tuntutan mereka tidak direspons pihak sekolah. Bahkan, perwakilan SMPN 4 terkesan angkat tangan dan mempersilakan orang tua siswa mengadu ke disdik. “Kata mereka semua diambil alih oleh kepala sekolah dan mereka mempersilahkan kita mengadu ke kadisdik,” tandasnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait