Kepsek-Wali Murid Damai, Kasus Seragam SMPN 4 Selesai

Jumat 01-07-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI – Baju kotak-kotak seragam khas SMPN 4 Kota Cirebon, rencananya akan dibagikan satu pekan setelah awal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada 25 Juli nanti. Pada tanggal itu, pihak sekolah akan membagikan baju kotak-kotak warna kecoklatan yang menjadi ciri khas SMPN 4. Pertemuan antara kepsek dan orang tua siswa dibuka Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Dr H Wahyo MPd. Hadir Kepala SMPN 4 Elang Tomy Iplaludin SPd MM dan puluhan perwakilan orang tua siswa. Penyelesaian musyawarah dipilih kedua pihak. Dalam kesempatan tersebut, Wahyo menyampaikan agar masalah yang ada diselesaikan baik-baik. Kemudian saling memaafkan. “Momennya bertepatan dengan bulan puasa. Lebih baik kita saling memaafkan. Terpenting persoalan selesai dan sudah ada kesepakatan bersama,” ucap Wahyo. Kepala SMPN 4 Elang Tomy Iplaludin kemudian menyampaikan permohonan maaf atas nama pribadi dan lembaga. Tomy satu pekan setelah aktif kegiatan belajar mengajar (KBM), baju kotak-kotak akan dibagikan. Pria berkacamata itu memahami kegelisahan orangtua yang anaknya selalu menanyakan. “Itu wajar. Ini menjadi yang terakhir dan pengalaman buat saya ke depan,” ujar Tommy, di hadapan orang tua siswa. Setelah bertemu dan mendapatkan kesepakatan solusi bersama, Tomy mengaku lebih tenang. Dalam pertemuan tersebut, beberapa kali Tomy menyampaikan maaf.  Tomy kemudian menjelaskan alasan seragam kotak-kotak terlambat. Menurut dia, mencari motif kotak-kotak warna kecoklatan cukup susah. Konveksi yang bekerjasama harus mengambil dari Bandung. Setelah berkoordinasi, SMPN 4 mendesak agar setelah Idul Fitri baju kotak-kotak sudah jadi. Sedangkan kaos kaki termasuk item yang dijual, menunjukan ciri khas dengan tulisan SMPN 4. Hal itu sebagai identitas sekolah. Kedepan, Tomy akan mempertimbangkan untuk koperasi sekolah yang melakukan koordinasi dengan orang tua siswa, terkait seragam sekolah. Bisa jadi, orang tua siswa yang mencari sendiri. Hal itu tergantung kesepakatan musyawarah sekolah. Setelah berdiskusi sekitar satu jam, orang tua siswa menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah, karena melakukan tindakan yang membuat ramai di masyarakat. Hal itu semata-mata untuk meredam anak-anak mereka agar tidak merengek meminta baju kotak-kotak. “Alhamdulillah ada solusi bersama. Kami memohon maaf. Kami tidak ingin SMPN 4 tercoreng,” ucap Rita, salah satu perwakilan orang tua siswa. Saat baju kotak-kotak dibagikan, orangtua tidak mempersoalkan bila harus menunggu seluruhnya rampung atau jumlahnya 340 siswa. Hal ini agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Beberapa orang tua menyampaikan, keluarga besar mereka lulusan SMPN 4. Bahkan, ada yang kedua anaknya diproyeksikan sejak masih TK, untuk masuk SMPN 4. Hal ini melihat kualitas dan prestasi dari siswa SMPN 4. Orangtua berharap, semua pihak memahami dinamika yang terjadi secara objektif. Termasuk persoalan yang sudah selesai dan ada solusi bersama tentang baju kotak-kotak ini. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait