JAKARTA - Kendati hasil laboratorium vaksin palsu telah keluar dan tidak menunjukkan adanya kandungan berbahaya, namun Bareskrim tetap terus berupaya memproses uji laboratorium pada sample vaksin lainnya. Wakabareskrim Irjen Antam Novambar mengatakan, kandungan vaksinnya memang tidak berbahaya. Karena itu, jalan yang diperlukan untuk bayi yang mengonsumsi vaksin palsu adalah vaksinasi ulang. ”Silakan semua vaksin ulang, karena memang vaksin palsu ini tidak berguna untuk tubuh,” ujarnya. Namun, lanjutnya, memang baru ada delapan sample vaksin palsu yang tidak ditemukan kandungan berbahaya. Padahal, jumlah sample yang akan diuji itu puluhan hingga ratusan vaksin. ”Semua harus dicek secara mendetil,” paparnya. Bisa jadi, hasil yang berbeda akan terjadi pada tes laboratorium untuk vaksin palsu yang lainnya. Hal itu mengingat ada tiga jaringan berbeda yang memproduksi vaksin palsu tersebut. ”Kandungannya bisa berbeda kalau produsennya beda,” jelasnya. Tapi, semua pihak diminta untuk tidak khawatir. Bareskrim berupaya untuk mengetahui hingga ke nama setiap orang tua dan bayi yang tertipu vaksin palsu. Tentunya, itu berhubungan dengan upaya Bareskrim memberikan perlindungan. ”Setelah diketahui identitasnya, tentunya akan lebih mudah bila perlu tindakan lainnya,” ujarnya. Sementara Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya mengatakan, jumlah tersangka hingga saat ini masih 16 orang. Namun, untuk jumlah rumah sakit, klinik dan apotek yang membeli vaksin itu memang terus bertambah. ”Kami masih memeriksa yang lainnya,” terangnya. Kemungkinan besar vaksin palsu yang telah beredar ini masih ada di lapangan. Karena itu, sangat penting mendata setiap fasilitas medis yang menjadi langganan. ”Kami berharap agar vaksin palsu ini bisa segera disita dari lapangan,” ujarnya. Apakah masih ada produsen vaksin palsu yang lain? Dia mengatakan bahwa kemungkinan itu tentu masih ada. Namun, bila produsen vaksin palsu ini saling terkait, tentunya Bareskrim akan segera mengungkapnya. ”Kami telisik terus,” jelasnya. Perlu diketahui, saat Kabareskrim Komjen Air Dono Sukmanto mengunjungi Klinik Bidan yang mengedarkan vaksin palsu, ternyata vaksin palsu itu memiliki efek samping yang membuat bayi muntah seharian. Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti, apa kandungan vaksin palsu yang membuat bayi-bayi itu mengalami muntah. Semua masih dalam penyelidikan Bareskrim dan dibantu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). (idr)
Jumlah Tersangka Vaksin Palsu Sudah 16 Orang
Minggu 03-07-2016,11:56 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :