Pedagang Indramayu Tolak Daging Kerbau

Selasa 12-07-2016,23:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

ANJATAN – Rencana pemerintah pusat mengimpor daging kerbau dari India direspons negatif oleh pasar. Para pedagang maupun konsumen kompak menolak meskipun harganya jauh lebih murah ketimbang daging sapi. Pasalnya, daging kerbau kurang diminati sehingga sulit diterima masyarakat. “Dengar-dengar dagingnya juga alot dan bau tanah. Jadi gak bakalan laku kalau dijual di sini,” ujar Indra, pedagang daging kepada Radar, Selasa (12/7). Dia sendiri mengaku belum pernah mencoba menjual, mengolah maupun merasakan daging kerbau. Namun informasi yang berkembang meyakinkannya jika daging kerbau tidak seenak daging sapi. “Kalau daging sapi beku, yang impor itu saya pernah coba. Kualitasnya memang jauh dari daging sapi lokal, konsumen tidak terlalu suka. Jadi yang daging sapi beku saja tidak laku, apalagi daging kerbau,” ujarnya. Dari kabar yang diterimanya, harga daging kerbau akan dijual Rp80 ribu/kg. Dengan banyaknya guyuran daging impor kerbau, diharapkan perlahan masyarakat akan mulai mengkonsumsi daging kerbau. Nantinya, permintaan daging sapi menurun sehingga harga juga bisa ikut turun. “Persoalannya, sudah menjadi tradisi jika sebuah produk baru kemudian disukai konsumen lantas terjadi kelangkaan sehingga harganya menjadi mahal. Masyarakat sebenarnya sudah antipati dengan yang beginian. Apalagi sama barang impor,” terang Indra. Melihat kondisi ini, ikhtiar pemerintah mendatangkan daging kerbau untuk menekan lonjakan harga daging sapi sia-sia. Buktinya, meski lebaran telah lewat harga daging sapi masih tetap tinggi yakni Rp130 ribu/kg. Harganya sempat naik Rp10 ribu pada H-1 hari raya Idul Fitri atau menjadi Rp140 ribu sekilo. Pedagang bakso keliling, Marno mengungkapkan, masih tingginya harga daging sapi lantaran stok menipis sementara permintaan tetap tinggi. Naiknya harga ikut terdorong meningkatnya biaya transportasi saat musim lebaran. “Kata pedagang dagingnya ngomongnya begitu. Tapi menurut saya sih, alasan saja. Stok daging kayaknya ada, terus ditahan supaya harganya tetap mahal,” ungkap dia menduga. Menurutnya, keinginan pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi ke Rp80 ribu per kg perlu diwujudkan. Harga tersebut merupakan harga ideal agar masyarakat dapat menikmati daging sapi lokal dengan harga yang murah. \"Ya kalau bisa harganya di bawah seratus ribu. Jadi konsumen bisa makan daging, pedagang kayak saya juga tidak terpaksa menaikkan harga jual,” pinta bapak dua orang anak ini. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait