JAKARTA- Drama panjang pengejaran gembong teroris Santoso cs tamat. Kemarin (18/7) Satgas Tinombala gabungan Polri dan TNI diduga kuat telah menembak mati Santoso dalam kontak tembak selama lima jam di Poso. Kendati jenazah yang diduga Santoso itu secara struktur wajah mirip, tes DNA dan identifikasi melalui keluarga sedang dilakukan. Kontak tembak tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 di titik koordinat 20.27-6511 di Poso. Satgas Tinombala dalam baku tembak itu menghadapi lima orang anggota teroris Santoso cs, terdiri dari tiga orang lelaki dan dua orang perempuan. Kemungkinan besar perempuan itu salah satunya istri Santoso. Setelah lima jam, ternyata ditemukanlah dua pria yang diduga anggota kelompok Santoso cs. Salah satunya, dari ciri-ciri wajah memang sangat mirip dengan pimpinan kelompok bersenjata Santoso. Komandan Satgas Tinombala Kombespol Leo Bona Lubis menuturkan, dugaan jenazah itu Santoso dilihat dari beberapa tanda di wajah. Salah satunya, dari tanda di wajah berupa tahi lalat yang letaknya sama dengan wajah Santoso. Yang juga menguatkan dugaan itu jenggot yang cukup tebal. “Jenazah itu patut diduga kuat itu Santoso,” tegasnya saat dihubungi Jawa Pos (Radar Cirebon Group) kemarin (18/7). Namun begitu, Polri ingin memastikan apakah jenazah tersebut benar-benar Santoso. Maka, akan dilakukan sejumlah tes. “Perlu melakukan tes yang ditujukan untuk mengidentifikasi kebenaran identitasnya,” terangnya. Tes tersebut adalah tes DNA antara jenazah dengan sejumlah sample DNA milik Santoso. Dia menerangkan, kepastian bahwa jenazah itu merupakan Santoso baru bisa diketahui dengan hasil tes DNA. ”Kami juga berupaya meminta keluarga Santoso untuk mengenali jenazah tersebut,” paparnya. Kalau dari kedua tes itu menunjukkan kecocokan, maka baru bisa dipastikan bahwa Santoso memang benar-benar tewas. ”Ini merupakan upaya bersama,” papar Wakapolda Sulawesi Tengah itu. Senada dikatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Tito mengakui ciri salah seorang teroris yang tertembak mirip dengan ciri Santoso. “Memang ada tanda tahi lalat di sini (menunjuk dahi) yang menjadi ciri khas Santoso, tapi saya belum bisa konfirmasi,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (18/7). Saat ini, tuturnya, jajarannya masih mengupayakan identifikasi. “Mudah-mudahan itu yang bersangkutan,’’ lanjutnya. Jenazah tersebut dibawa ke RS Bhayangkara di Palu untuk dibersihkan. Kemudian, untuk sementara akan ada pengecekan wajah. Setelah itu, baru dilakukan tes DNA untuk memastikan apakah benar itu jenazah Santoso. Untuk keperluan pengecekan wajah, pihaknya akan membawa orang yang mampu mengenali Santoso. Tidak hanya keluarganya saja. Kawan-kawan Santoso juga banyak yang hafal dengan wajahnya. “Santoso kan tahun 2005 pernah kami tangkap juga,” tutur mantan Kadensus 88 Antiteror itu. (idr/byu)
5 Jam Baku Tembak yang Menewaskan Santoso
Selasa 19-07-2016,09:30 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :