Kisah Wasit asal Cirebon Menembus NBA (3); Selesaikan Masalah di Filipina Bikin FIBA Tertarik

Selasa 19-07-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PENGANTAR: Salah seorang wasit terbaik Asia asal Indonesia (Cirebon) Harja Jaladri sudah resmi mencatat sejarah. Dia menjadi wasit pertama Indonesia yang memimpin pertandingan yang masuk kalender NBA. Harja merefleksikan perjalanan karirnya yang berliku secara eksklusif kepada Jawa Pos Group.    PADA  2013 usia saya menginjak 37 tahun. Di titik itu saya lagi-lagi punya hasrat untuk mengakhiri karir sebagai wasit. Apalagi, saat itu saya sempat mengalami cedera lutut. Namun, lagi-lagi profesi wasit sepertinya masih belum bisa dipisahkan dari diri saya. Tiba-tiba surat penugasan untuk turun di kejuaraan senior FIBA Asia Championship 2013 di Manila datang. Rasanya begitu luar biasa! Satu lagi mimpi saya menjadi kenyataan. Ini menjadi kejuaraan di bawah naungan FIBA tingkat senior pertama yang akan saya pimpin. Di Manila saya sempat mendapat masalah. Cukup besar. Saat memimpin pertandingan penyisihan antara tuan rumah Filipina melawan Qatar, tuan rumah protes keras. Gara-garanya adalah rekan saya, wasit asal Tiongkok. Dia membuat kesalahan dengan tidak sengaja meniup peluit ketika pemain Qatar melakukan tembakan. Katanya tertiup. Padahal, tidak ada kejadian pelanggaran. Bola hasil tembakan itu masuk. Filipina protes meminta poin tersebut dibatalkan. Sebaliknya, Qatar meminta poin itu disahkan. Sebagai wasit utama, saya harus mengambil keputusan terbaik dan secepat mungkin. Setelah berdiskusi singkat dengan beberapa perangkat pertandingan, akhirnya saya memutuskan untuk mengesahkan tembakan tersebut. Tuan rumah Filipina muntab (melancarkan protes keras). Mereka menandatangani surat protes seusai pertandingan. Penonton juga terus mencaci saya sampai laga berakhir. Seusai laga, saya langsung disidang Komisi Wasit FIBA. Di sana saya jelaskan duduk permasalahan dengan tenang. Saya beranggapan bahwa poin itu harus disahkan karena tidak mungkin usaha seorang pemain di lapangan hangus hanya karena kesalahan tidak sengaja seorang wasit. Setelah berdiskusi, ternyata keputusan yang saya ambil memang yang terbaik. Ternyata, Mr Lubomir Kotleba, yang saat itu sudah menjadi technical director FIBA, hadir menyaksikan laga. Dia terkesan dengan kemampuan saya menyelesaikan masalah di pertandingan. Akhirnya, saya dipercaya memimpin laga final. Partai puncak saat itu mempertemukan Filipina dengan Iran. Tuan rumah lagi-lagi kalah. Setelah kejadian itu, Mr Lubo –sapaannya– datang ke Indonesia untuk menjadi pemateri seminar pelatih dan wasit di Jakarta. Di kesempatan itu, dia tiba-tiba menghampiri dan berkata kepada saya, ”Sampai jumpa di Kejuaraan Dunia FIBA U-17 tahun depan.” Ajang tersebut memang diadakan pada 2014 di Dubai, Uni Emirat Arab. Tidak lama setelah itu, panggilan tugas dari FIBA melalui e-mail benar-benar datang. Selain tampil di kejuaraan dunia, pada 2014 salah satu prestasi terbaik yang membanggakan adalah dipercaya menjadi wasit final Asian Games Incheon, Korea Selatan. Partai final saat itu mempertemukan tuan rumah Korsel dengan Iran. Pada 2015 saya kembali dipanggil untuk bertugas di kejuaraan FIBA Asia senior. Dan, yang terbaru, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, di tengah memimpin pertandingan kompetisi basket profesional Indonesia pada 20 April lalu, sebuah e-mail dari NBA masuk untuk mengundang saya datang ke acara NBA Summer League 2016 di Las Vegas. Saya sempat takut tidak bisa berangkat karena ada beberapa kendala yang menghadang. Namun, rekan-rekan di PT DBL Indonesia menghubungi saya, menawarkan bantuan, dan memberikan solusi untuk memperlancar keberangkatan saya ke Amerika Serikat. Saya percaya ini semua adalah hasil kerja keras saya selama menjalani profesi ini. Usia saya kini mendekati 40 tahun. Dalam benak saya, masih tersimpan keinginan bisa terpilih memimpin pertandingan Olimpiade. Namun, ada hal lain yang lebih ingin saya wujudkan. Yaitu munculnya wasit-wasit muda yang lebih baik daripada saya di masa yang akan datang dari Indonesia. (jpg/besambung)

Tags :
Kategori :

Terkait