Tak Akan Ada Lagi Kelas Bisnis di Kereta

Sabtu 23-07-2016,11:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menghapus total kereta kelas bisnis. Dengan begitu, ke depan hanya ada dua kelas yang disuguhkan, yakni eksekutif dan ekonomi. Rencana itu diwujudkan dalam jangka waktu empat tahun mendatang. Target waktu itu memang masih terbilang lama. Kendati demikian, KAI tak mau berleha-leha. Lembaga BUMN pimpinan Edi Sukmoro ini secara bertahap sudah menambah kereta kelas ekonomi. Untuk tahun ini, KAI berencana menambah 14 train set (rangkaian kereta). Jumlah tersebut untuk rangkaian kereta ekonomi (5 train set) dan sisanya untuk kelas eksekutif. Direktur Komersial KAI Bambang Eko Martono membeberkan, satu di antara lima train set kereta ekonomi yang dipesan tersebut telah dioperasikan pada angkutan Lebaran lalu. Kereta yang belum diberi nama itu melayani rute Kutoarjo–Pasar Senen. Sementara itu, untuk kereta eksekutif, empat train set juga telah digunakan. Diperkirakan, 2–3 minggu mendatang sisa pesanan train set rampung. “Akan jalan lagi lima train set. Dua train set untuk KA Bima dan masing-masing satu train set untuk Argo Lawu Dwipangga, Anggrek, dan Kutowijaya,” jelasnya dalam temu media di Jakarta kemarin (22/7). Bambang menyatakan, 14 kereta baru dengan nilai Rp4,5 miliar per kereta tersebut memang sengaja disiapkan secepatnya sehingga bisa dimanfaatkan dalam momen libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. “Selain itu, memang niatnya untuk mengganti kereta kelas bisnis. Kami lakukan secara bertahap,’’ ungkapnya. Dia menyatakan, jumlah kereta bisnis terbilang sedikit. Dari data KAI, kereta bisnis hanya meliputi kereta bisnis Senja Utama Solo, Fajar Utama Yogyakarta, dan Mutiara Selatan. Disinggung soal alasan penghapusan kereta bisnis, Bambang menuturkan, hal tersebut berkaitan dengan kereta tua yang harus segera diganti. Ada sekitar 800 gerbong yang harus segera diperbarui. Penggantian tersebut akhirnya turut dimanfaatkan untuk perlahan menghilangkan kereta kelas bisnis itu. ’’Karena tahun ini ada 14 rangkaian baru dengan 10 stamformasi. Jadi, sudah 140. Semoga sebelum empat tahun sudah rampung,’’ ujarnya. Dengan perombakan tersebut, dia berharap pendapatan perusahaan bisa meningkat hingga 10 persen pada tahun ini dari Rp13 triliun pada 2015. Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin menambahkan, penghapusan kereta bisnis juga didasarkan beberapa pertimbangan lain. Misalnya, perawatan. Dengan penghilangan kelas bisnis, perawatan dinilai lebih mudah. Selain itu, pelayanan yang diberikan bisa lebih maksimal. “Kalau bisnis, kan nanggung ya. Dari jumlah penumpang per gerbong saja hanya 64. Sementara itu, ekonomi bisa sampai 80 seat. Selain itu, saat ini kan kelas ekonomi sudah memiliki pendingin ruangan. Harga dua kelas itu juga tak jauh beda,’’ jelasnya. Ide penghapusan kereta kelas bisnis tersebut disambut positif oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengakui, kereta bisnis selama ini memang tanggung. Terutama setelah kereta kelas ekonomi ber-AC. Meski begitu, YLKI memiliki catatan yang harus dipenuhi KAI selaku operator angkutan kereta terkait dengan niat tersebut. Tulus menuntut KAI mengadopsi suasana kelas bisnis ke kelas ekonomi. ’’Jangan hanya adanya pendingin ruangan sudah dirasa cukup,’’ tegasnya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah tempat duduk kereta kelas ekonomi. Menurut Tulus, saat ini masih banyak rangkaian yang berisi lebih dari 100 penumpang. Jumlah itu harus dikurangi sehingga bisa menciptakan kenyamanan karena tidak terlalu berdesakan. Selain itu, KAI wajib mengganti kursi penumpang kereta kelas ekonomi. Sebab, tempat duduk penumpang sangat tidak nyaman karena dirangkai tegak dengan sudut hampir 90 derajat. ’’Itu kan sangat tidak nyaman kalau untuk perjalanan jarak jauh. Kursi bisnis masih agak landai sehingga harus bisa diadopsi,’’ tegasnya. Kendati fasilitas diubah menjadi ala bisnis, YLKI mengimbau tarif kelas ekonomi tidak ikut dikerek naik sehingga memberatkan penumpang. (mia/c5/kim)

Tags :
Kategori :

Terkait