Potensi Wisata Cirebon Belum Terekspos Maksimal

Rabu 27-07-2016,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Kota Cirebon menjadi salah satu destinasi wisata nasional. Khususnya untuk sejarah, budaya, religi dan kuliner. Posisi Kota Cirebon sangat strategis. Terlebih banyak akses pendukung seperti bandara internasional Kertajati, stasiun kereta api, pelabuhan dan terminal tipe A. Namun, sampai saat ini potensi wisata Cirebon belum terekspos secara optimal. Bahkan, bisa dikatakan minim promosi. Anggota Komisi C DPRD Kota Cirebon, Jafarudin mengatakan, sebagai kota pusaka dan budaya, Kota Cirebon memiliki banyak kelebihan. Berbagai potensi yang ada perlu dikembangkan secara optimal. Termasuk didalamnya potensi pariwisata. “Masyarakat banyak yang berkunjung ke Kota Cirebon setiap akhir pekan. Selain berbelanja dan kuliner, pariwisata harus menjadi bagian dari paket daya tarik kota,” ucap Jafarudin, kepada Radar, Selasa (26/7). Bahkan, politisi Hanura ini berharap ada semacam paket wisata city tour. Untuk menyampaikan informasi potensi pariwisata secara luas, peran publikasi dengan beragam bentuknya sangat penting. Tugas ini ada pada Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar). Publikasi dapat memanfaatkan media sosial maupun sarana lain yang berdampak signifikan. Dengan demikian, lambat laun potensi pariwisata dapat lebih tersampaikan kepada masyarakat luas. Hal penting lainnya, kata Jafarudin, disporbudpar perlu melakukan inovasi program kegiatan. Selama ini, dia menilai tidak ada yang menonjol di disporbudpar. Bahkan, lebih terkesan menjalankan rutinitas kerja saja. “Kalau anggaran minim menjadi persoalan, Komisi C DPRD Kota Cirebon membuka ruang lebar untuk komunikasi,” tuturnya. Komisi C yang membidangi seni budaya dan pariwisata, kata Jafarudin, sangat ingin disporbudpar mendapatkan anggaran tinggi. Karena tanpa inovasi program, anggaran Rp10 miliar yang sudah di tangan, harus dikembalikan. Di tempat terpisah, Kepala Bidang Kepariwisataan Disporbudpar Kota Cirebon, Edi Tohidi SE MM mengatakan, data kunjungan wisata tahun 2014 mencapai 596.046. Jumlah tersebut mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 686.121 wisatawan. Jumlah itu terdiri dari wisatawan asing dan domestik. Peningkatan ini membuktikan Kota Cirebon menjadi daya tarik bagi wisatawan. Mengingat, keraton di Kota Cirebon masih lengkap beserta situs sejarah lainnya. Kota Cirebon belum dapat dikatakan memiliki objek wisata andalan. Sebab, selama ini hanya ada pantai Kejawanan dan Cirebon Waterland yang keduanya dikelola swasta. Padahal, banyak potensi obyek wisata baru yang dapat digali. Jumlah wisatawan itu menginap di Kota Cirebon dan bisa jadi hanya berkunjung. Tetapi, setidaknya mereka menikmati kota ini dengan berbagai obyek wisata dan kelengkapan lainnya. Namun, promosi pariwisata masih sangat minim. Hal ini disebabkan karena faktor anggaran yang terbatas. Anggaran menjadi kendala promosi karena jumlahnya sangat terbatas. Secara ideal, setiap kali promosi ke luar Pulau Jawa, minimal ada anggaran Rp100 juta. Dengan jumlah anggaran hanya Rp295 juta untuk sepanjang tahun 2015 lalu, dana yang ada sangat minim untuk sosialisasi dan promosi. Bahkan, anggaran promosi pariwisata tahun 2016 turun menjadi Rp285 juta pertahun. Secara keseluruhan, lanjut Edi Tohidi, anggaran bidang Pariwisata Disporbudpar pada tahun 2015 hingga tahun 2016 jumlahnya mencapai Rp407 juta pertahun dan terbagi untuk beberapa kegiatan. “Itu sangat kurang untuk promosi pariwisata besar-besaran,” tuturnya. Langkah promosi yang dilakukan hingga ke luar pulau Jawa hanya dengan mengikuti pameran dan memasang famflet. Langkah promosi tidak dilakukan di wilayah III Cirebon karena sudah dianggap mengetahui potensi pariwisata yang ada di Kota Cirebon. Edi menjelaskan, promosi pariwisata merupakan bentuk menawarkan jasa. Sehingga langkah yang dilakukan bersifat pasif. Selain keterbatasan anggaran, jumlah sumber daya manusia (SDM) masih kurang. Hal itu menjadi persoalan inti kurangnya promosi pariwisata. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait