Apartemen di Bandung Masih Menjanjikan

Jumat 29-07-2016,11:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BANDUNG - Kalangan pengembang tetap optimistis bisnis apartemen di Bandung masih menjanjikan, meski kondisi ekonomi nasional belum pulih pasca pelemahan. Sebab, kota berjuluk Kota Kembang ini masih menjadi magnet bagi kaum urban. Marketing Director Jabar Bumi Konstruksi (JBK) Soepandri Notoatmojo mengatakan, Kota Bandung sebagai pusat pendidikan dan tujuan wisata mampu menarik warga dari luar daerah. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, jumlah penduduk di Kota Bandung meningkat hingga 300 ribu orang dalam lima tahun terakhir. ”Kebutuhan terhadap hunian akan terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kami tetap optimistis bisnis apartemen masih menjanjikan karena warga khususnya kelompok urban membutuhkan hunian,” ujar Soepandri saat ditemui di kantornya di Jalan Tubagus Ismail Depan No. 1A, Kota Bandung, kemarin (28/7). Dia menjelaskan, ketersediaan lahan yang terbatas di kota besar seperti Bandung menuntut pembangunan hunian vertikal. Kini, masyarakat pun mulai terbiasa tinggal di apartemen dan hunian dalam bentuk tersebut lainnya. Menyikapi hal itu, pihaknya akan membangun dua tower apartemen di dalam kawasan terpadu dan teritegrasi Bandung Central Park di Jalan Soekarno-Hatta. Selain berada di jalan nasional, lokasi ini dinilai sangat strategis karena pembangunan Kota Bandung akan mengarah ke wilayah timur. Meski membidik kelas menengah, namun harga apartemen yang ditawarkan sangat terjangkau. Ini sejalan dengan visi dan misi perusahaan untuk membangun perumahan rakyat. Untuk diketahui, JBK sendiri merupakan satu dari enam anak perusahaan Jasa Sarana (BUMD Pemprov Jabar) yang bergerak di bidang konstruksi infrastruktur dan pengembangan. Menurutnya, respon pasar sangat baik. Pemasaran telah dilakukan sejak Februari lalu dan sudah berhasil terjual hingga 25 persen dari total 467 unit. Adapun peletakan batu pertama akan dilakukan pada November 2016 ini dengan memakan waktu pembangunan sekitar dua tahun. ”Harga yang ditawarkan mulai Rp400 jutaan. Selain untuk hunian pribadi, cocok juga untuk investasi,” katanya. Demi memberikan kenyamanan para penghuni, apartemen Bandung Central Park menerapkan konsep arsitektur hijau. Terdapat enam taman dengan total luas area hijau sebesar 23.665 m2. Lebih lanjut dia menilai situasi pasar apartemen yang sempat melemah masih dinilai wajar karena menjadi bagian dari siklus properti. Banyak investor yang memilih menunggu sambil melihat perkembangan situasi dan kondisi pasar. Pihaknya menaksir, pasar apartemen kembali menggeliat mulai tahun ini dan akan mencapai puncaknya di 2018 mendatang. ”Banyak pemilik uang yang memilih wait and see. Kebijakan pemerintah tentang penghapusan beban pajak menjadi angin segar dan akan semakin kondusif dengan adanya penurunan bunga kredit khususnya untuk Kredit Pemilikan Apartemen (KPA),” pungkasnya. (him/rie)

Tags :
Kategori :

Terkait