PKL Dadakan di Stadion Bima Merasa Jadi Anak Tiri

Senin 15-08-2016,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI - Jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat para pedagang dadakan di area Stadion Bima, masih mempertanyakan rencana penertibakan yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka meminta keadilan, karena para pedagang pasar dadakan turut berkontribusi menjadikan kawasan Stadion Bima sebagai salah satu ikon Kota Cirebon di hari Minggu. \"Kalau ke kami, belum ada basa-basi. Kita juga mempertanyakan kejelasannya,\" ungkap salah seorang pedagang pasar dadakan, Nurdin (46), kepada Radar, Senin (15/8). Nurdin meminta pemerintah adil dan menerapkan kebijakan yang sama baik kepada PKL yang mendirikan lapak di kawasan Stadion Bima dan pedagang pasar dadakan. Bila pemkot memberikan tenda kepada PKL yang sudah terdata, PKL pasar dadakan juga menuntut hal serupa. Sebab, para pedagang pasar dadakan juga ingin kecipratan rezeki selama perhelatan PON. Bahkan, keberadaan pasar dadakan bisa menjadi salah satu daya tarik saat PON dilaksanakan.  \"Kita seperti anak tiri saja. Kan aktivitas kita di Bima di Minggu pagi sudah biasa, harusnya diperhatikan juga,\" terangnya. Pedagang lainnya, Maksum juga berharap berharap diperbolehkan berjualan selama PON berlangsung. Dirinya justru menuntut pemkot membuka mata dengan keberadaan pasar dadakan. Sebab, aktivitas ekonomi di Minggu pagi itu perlu diberdayakan lebih baik. Bahkan bila dikelola serius pemerintah, bisa menjadi salah satu sumber pendaptan asli daerah (PAD) yang nilainya tidak sedikit. \"Jangan sampai hanya karena berapa hari, kami jadi tidak dapat makan. Kami tahu itu hajat besar, kami juga mau difasilitasi. Tinggal aturannya gimana, supaya sama-sama jaga ketertiban saja,” katanya. (via)    

Tags :
Kategori :

Terkait