HUT Ke-71 RI; Hanyaterra Tour ke Denmark, Tiga Pekan Recording Live

Rabu 17-08-2016,14:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Cuma Hanyaterra yang punya alat musik dari genting. Jangan anggap remeh, ternyata alat musik dari genting ini yang mengantarkan Hanyaterra tour di beberapa negara. Pencapaian Hanyaterra menjadi kado tersendiri untuk HUT ke-71 Kemerdekaan RI. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon LAHIR dari kegelisahan dan membuat karya seni dari kerajinan lokal, Hanyaterra hadir di tengah industri musik Indonesia. Beranggotakan Tedi En (vocal, gitar, octarina), Iwan Maulana (bass, backing vocal), Ahmad Thian Vultan (Perkusi: sadatana, backing vokal), Hanyaterra lahir dan dibesarkan di tengah kerajinan genting Desa/Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Semua alat musik yang digunakan terbuat dari genting, mulai dari gitar, bass hingga alat tiup gesek dan pukul. Kiprah Hanyaterra di belantika musik tak perlu ditanyakan. Berkeliling dari kota ke kota hingga tampil dalam tour beberapa negara seperti Jepang, Cekoslovakia, Belanda, hingga Australia. Tahun ini, tepatnya pada 14 Agustus 2016, Hanyaterra berangkat tour ke Denmark dan melaksanakan recording live selama tiga pekan. \"Tour kali ini kami persembahkan untuk Indonesia di Hari Ulang Tahun kemerdekaan yang ke 71,\" ujar Ahmad Thian Vultan, salah satu personel Hanyaterra. Grup band yang terbentuk sejak 2010 ini berdiri di bawah naungan komunitas seni Jatiwangi Art Factory (JAF), sebuah komunitas seni yang lahir pada tahun 2005 dan rajin melahirkan karya seni dari sebuah kajian kehidupan lokal. Pada bulan Oktober 2014, Hanyaterra melaksanakan tour di Polandia. Kemudian pada April 2015, Hanyaterra meluncurkan sebuah mini album (EP) bertajuk \"Janji Tanah Berani\". Janji Tanah Berani dalam pengemasannya merangkul pengalaman dan harapan para pemuda Jatiwangi, dibuka dengan narasi sejarah alternatif Jatiwangi dan musik keramik. Seperti yang diketahui Jatiwangi adalah daerah yang dikenal dengan perajin genting dari tahun 1905 hingga kini. Sebanyak 80 persen warga Jatiwangi memproduksi genting, sedikitnya terdapat 200 pabrik genting yang berada di Jatiwangi. Kehidupan Jatiwangi dengan pabrik genting ternyata memberi kesan musikal, karena selalu ada bebunyian yang seksi dan menarik dari proses pembuatannya. Apalagi, saat musim hujan selalu terdengar rintikan air hujan yang beradu pada genting menciptakan harmoni tersendiri. Situasi tersebut yang membuat Hanyaterra makin bersemangat untuk mengeksplorasi genting, membuat gitar dan bass dari genting, membuat musik dari bahan baku tanah liat. Tambur gerabah, octarina, piring keramik, gamelan genting, ceramic bowl, kereweng hingga sadatana. Yang kini menjadi teman baik Hanyaterra dalam mencipta musik. \"Apa yang kita lakukan intinya ingin mengajak anak muda, generasi baru untuk mengolah tanah menjadi lebih kekinian, yang tentunya tetap mempertahankan identitas daerah lewat kreativitas,\" pesannya. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait