Indonesia Perjuangkan Status WNI Arcandra

Kamis 18-08-2016,10:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA-  Ditjen Administrasi Hukum Umum Kemenkum HAM Freddy Haris mengatakan pemerintah akan mengupayakan pengembalian status kewarganegaraan Arcandra Tahar. Sebab Arcandra bisa dikategorikan stateless atau tanpa kewarganegaraan. Kewarganegaraan Amerikanya gugur karena menjadi pejabat di negara lain, di sisi lain, kewarganegaraan Indonesia Arcandra juga lepas karena sempat menjadi warganegara Amerika. “Ya itu memang yang kami urus. Beliau ini kan punya jasa, yang kami dapat informasinya kan selama menjadi menteri telah mengeluarkan kebijakan penghematan,” ujar Freddy, kemarin. Freddy mengaku sudah ketemu dengan Arcandra. Pria asal padang itu mengaku tak mengerti aturan UU Kewarganegaraan. Apalagi dalam aturan di Amerika, seseorang yang mendapatkan kewarganegaan tak perlu melepas kewarganegaraan asalnya. Bagaimana mekanisme pengembalian status WNI Arcandra? Sebab mengacu pasal 9 UU 12/2006 tentang Kewarganegaraan, seseorang tak bisa serta merta mengajukan diri sebagai WNI. Mereka yang mengajukan harus tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau paling sedikit 10 tahun tidak tidak berturut-turut. Freddy mengatakan pemerintah bisa menggunakan mekanisme pasal 20 untuk mengembalikan status WNI Arcandra. Dalam pasal itu disebutkan, orang asing yang telah berjasa kepada negara atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden. Namun hal itu juga diapatkan melalui pertimbangan DPR. Pemberian status itu harus tidak menyebabkan seseorang penerimanya menjadi berkewarganegaraan ganda. LANJUTKAN PROGRAM ACANDRA Arcandra Tahar sudah Diberhentikan dari jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Presiden pun diharapkan menunjuk penggantinya dari kalangan profesional, sama seperti Arcandra dan pendahulunya, Sudirman Said. Kemarin (17/8), Arcandra mendadak datang ke Istana Merdeka menjelang upacara penurunan bendera. Arcandra datang sekitar pukul 15.00. Mengenakan batik warna dominan cokelat, dia diantar menggunakan boogie car menuju sayap kanan Istana Merdeka. Saat menapaki tangga, dia tampak membawa gulungan kertas putih. Sekitar pukul 16.30, dia keluar dari istana merdeka dan ke masjid di samping Istana untuk salat Ashar. Saat ditanya wartawan, Arcandra tidak banyak berkomentar mengenai kedatangannya ke Istana. “Silaturahmi, silaturahmi harus tetap dijaga,” ujarnya kepada wartawan. Saat ditanya isi pembicaraan, dia hanya mengatakan macam-macam, termasuk soal hari kemerdekaan. Saat disinggung mengenai pencopotannya sebagai menteri ESDM, Arcandra menjawab diplomatis. Dia sama sekali tidak menyesal dengan pencopotan ataupun masa kerjanya yang pendek. ”Semua sudah ada yang mengatur, namanya takdir tidak ada yang tahu,” lanjut menteri kelahiran Padang, Sumbar, itu. Menurut dia, menjadi umat terbaik tidak harus dengan menjadi menteri. Bagi dia, yang penting adalah melakukan yang terbaik. “Nggak ada dalam ayat (Alquran) itu harus menjadi menteri dulu baru bisa amar makruf nahi munkar,” tutur Arcandra. Dia menolak menjawab saat ditanya tentang status kewarganegaraannya. (byu/dod/dim/gun)

Tags :
Kategori :

Terkait