Nelayan Cirebon Sering Jadi Korban Perompakan di Perairan Lampung

Kamis 18-08-2016,18:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Ratusan nelayan  Kabupaten Cirebon dalam waktu dekat akan meluruk kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Mereka berasal dari Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu dan Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, Penyebabnya, para nelayan sering menjadi korban perompakan saat mencari rajungan di perairan Lampung. Tujuannya, menyampaikan aspirasi agar pemerintah bertindak tegas aksi kejahatan yang merugikan nelayan. Pasalnya, dalam menjalankan aksinya, para perompak mengintimidasi nelayan menggunakan senjata api dan tajam. “Kami sudah jauh-jauh mencari rajungan, tapi hasilnya dirompak. Ini jelas merugikan,” ujar Tarjani, nelayan asal Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu. Perompakan ini sudah lama terjadi, tapi tidak pernah ada aparat berwenang yang melakukan patroli laut. Sehingga, aksi perompakan kian marak. “Patroli laut dari aparat tidak ada, makanya para perompak semakin merajalela,” beber Tarjani. Kemarin, seluruh nelayan dan suplier rajungan yang ada di Desa Waruduwur berkumpul mempersiapkan aksi. “Hari ini (kemarin, red) kita berkumpul untuk membahas rencana aksi. Nanti kita akan bergabung dengan nelayan Gebang,” ucapnya. Sebelumnya, nelayan asal Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, mengeluhkan hal yang sama. Darwita menjelaskan, perompakan yang terjadi di perairan Lampung Selatan, tidak hanya rajungan. Tapi, bahan bakar perahu pun ikut digasak perompak. “Bayangkan, satu box saja itu bobotnya 70 kg. Harga perkilonya Rp 37 ribu. Bisa dibayangkan berapa kerugian nelayan, jika semua hasil tangkapan dirompak,” jelas Darwita. Selain tidak ada aparat yang melakukan patroli, nelayan sendiri merasa ketakutan apabila melaporkan tindak kejahatan ini. Sebab, para perompak akan semakin menjadi apabila ada nelayan yang menyampaikan laporan kepada aparat terkait. “Jika tidak melapor, hanya ada satu speedboat. Nanti bisa lebih dari satu speedboat yang merompak,” ungkapnya. Makanya, pihaknya sepakat dengan seluruh nelayan Kabupaten Cirebon, termasuk Desa Waruduwur untuk melakukan aksi ke Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Tujuannya agar ada tindakan yang nyata. “Kita harus bergerak, jangan diam,” pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait