Haji lewat Filipina Ramai, Kabur Saat Ketemu Petugas

Senin 22-08-2016,11:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MADINAH- Kasus jamaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci dengan memanfaatkan kuota negara Filipina bukan hal baru. Selama dua tahun terakhir, mereka sering ditemui di Bandara King Abdul Aziz Jeddah maupun Bandara Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah. “Kemarin (dua hari lalu, red) saya bertemu dengan tiga jamaah haji Indonesia yang tergabung dalam jamaah haji Filipina di bandara Madinah,” ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Airport Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Nurul Badruttamam. Pertemuan Nurul dengan para anggota jamaah yang rata-rata berusia 40 tahun itu terjadi secara tidak sengaja. Awalnya, tiga orang di antara mereka mondar-mandir ke kemar kecil di terminal kedatangan internasional. “Mereka seperti saling mencari temannya. Pas ketemu saya, mereka juga yang menyapa dulu,” ungkapnya. Nurul yakin tiga orang tersebut bukan jamaah haji Indonesia yang menggunakan kuota nasional. Sebab, pada jam itu tidak ada jadwal kedatangan jamaah haji Indonesia yang mendarat di Madinah. Apalagi, mereka tidak mengenakan seragam jamaah haji Indonesia. “Mereka bareng dengan para jamaah haji dari Filipina. Saat mau saya ajak omong, semua langsung kabur. Soalnya, saya pakai seragam PPIH,” terang pria yang dua tahun terakhir memimpin petugas haji di daker airport itu. Nurul sangat yakin tiga orang tersebut merupakan jamaah dari Indonesia. Menurut dia, seorang di antara tiga orang itu berlogat Makassar, sedangkan seorang lagi berlogat Jawa. “Sudah pasti mereka orang Indonesia. Mungkin yang semacam itu akan kita temui lagi di Jeddah,” katanya. Hal serupa dia temukan pada musim Haji 2015 di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Tidak hanya sekali, tapi sampai tiga kali. “Yang pertama, saya ketemu rombongan lima orang, kemudian tujuh orang, setelah itu lima orang lagi,” ungkap pria yang sudah lima kali menjadi tim PPIH tersebut. Bahkan, saat itu Nurul sempat berbincang dengan orang yang menjadi perantara untuk memberangkatkan jamaah haji Indonesia dari Filipina. “Ya, sebut saja oknum. Dia terang-terangan mengaku bisa memberangkatkan jamaah haji Indonesia lewat Filipina,’’ ujarnya. Pria kelahiran Cilacap pada 1978 itu mengungkapkan, sangat sulit mencari tempat pemondokan mereka. Sebab, jamaah itu masuk kuota layanan negara lain. Sikap mereka selama menjalani ibadah haji juga tertutup. Apalagi jika bertemu dengan petugas haji. “Masalahnya, ketika sudah balik ke tanah air, mereka cerita bahwa berhaji lewat Filipina itu gampang,’’ ujar lulusan S-2 UN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut. BESOK MULAI GELOMBANG DUA Sementara itu, kloter pertama gelombang II jamaah haji Indonesia dijadwalkan tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah besok (23/8). Penerbangan itu mengangkut 360 anggota jamaah haji, termasuk petugas kloter. Mereka tergabung dalam kloter 35 embarkasi Solo. Gelombang II penerbangan jamaah haji Indonesia memang mendarat di Jeddah. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi, jamaah langsung diarahkan ke Plaza Indonesia (hajj waiting area yang dilengkapi banyak kamar mandi). “Begitu datang, mereka langsung menjalani umrah wajib. Karena itu, para jamaah mengambil miqat di bandara,” terang Nurul. Setelah mandi dan mengenakan kain ihram, jamaah bisa melakukan salat sunah Ihram dan berniat umrah di musala yang tersedia di bandara. Selanjutnya, mereka diangkut dengan bus menuju pemondokan. Di pemondokan-pemondokan Makkah, jamaah haji yang baru tiba dari Indonesia diperlakukan sama dengan jamaah yang baru bergerak dari Madinah. Mereka diminta beristirahat dulu 2-3 jam. Setelah itu, mereka diangkut dengan bus salawat menuju Masjidilharam untuk menjalani umrah wajib. Kemarin PPIH juga memulai persiapan untuk menyambut kedatangan gelombang jamaah haji Indonesia. Sebagian petugas daker airport yang bertugas di Madinah dikirim ke bandara Jeddah. Petugas yang digeser itu memastikan lokasi terminal kedatangan jamaah haji Indonesia beserta persiapan logistik untuk menyambut mereka. “Memang, ada yang masih bertahan di Madinah untuk melayani kedatangan kloter terakhir gelombang pertama,” ujar Nurul. Kedatangan jamaah haji terakhir di bandara Madinah dijadwalkan Selasa (23/8) pukul 12.25 waktu Arab Saudi. Yang datang adalah kloter 14 embarkasi Banjarmasin yang berisi 300 anggota jamaah, termasuk petugas kloter. (*/c5/oki)

Tags :
Kategori :

Terkait