Domba Garut dan Wedus Gimbal Bersaing di Indramayu

Sabtu 27-08-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

ANJATAN – Jual beli hewan kurban merangkak naik seiring meningkatnya permintaan masyarakat mendekati hari raya Idul Adha. Tapi ironisnya, jenis kambing lokal justru kalah saing dengan domba Garut. Hal itu diakui sejumlah pedagang hewan kurban yang ditemui Radar, Sabtu (27/8). Menurut mereka, domba Garut lebih banyak diminati konsumen karena bentuk tubuh dan dagingnya juga banyak. Padahal harga domba Garut umur 2 tahun dengan kualitas super terbilang mahal yakni mencapai Rp4,5 juta. “Yang paling murah sekitar tiga jutaan,” sebut Nana (43) salah seorang pedagang hewan kuban di tepi jalan raya Patrol-Haurgeulis. Tingginya harga domba Garut dipicu oleh melonjaknya permintaan saat menjelang lebaran haji. Apalagi domba Garut juga diminati oleh konsumen hampir di seluruh Indonesia. Karena lebih banyak diminati, ia mengaku hanya menjual domba Garut meskipun harus mendatangkannya langsung dari peternak di Kabupaten Garut. Untuk pembelian kambing lokal, dia hanya menerima pesanan. “Kalau ada yang pesan baru saya datangkan. Harganya paling mahal 4 jutaan, paling murah sekitar dua jutaan,” sebutnya. Pedagang hewan kurban lainnya, Miftah mengungkapkan, jenis kambing lokal yang cukup diminati adalah wedus gimbal. “Harga dan kualitasnya bersaing. Banyak peminatnya,” ujar dia. Kambing jenis ini banyak terdapat di wilayah Kecamatan Kroya yang merupakan wilayah dengan populasi wedus gimbal terbesar di Bumi Wiralodra. Jenis ini memiliki ekor yang besar, bulu keriting dan warna bulu pada umumnya putih. Rasa dagingnya yang lezat, kenyal dan tidak bau kambing (prengus) sangat diminati di pasar. Hal ini karena pakan ternak Wedus Gimbal sangat alami yakni hanya memakan rumput hijau. Kuwu Kroya Emo Rasmana menjelaskan, potensi peternakan wedus gimbal di desanya mulai dilirik banyak kalangan. Terlebih saat menjelang hari raya Idul Adha 1437 H seperti ini. Banyak warga maupun bandar kambing dari berbagai pelosok daerah mendatangi desa berpenduduk 7.198 jiwa itu untuk berburu hewan kurban. “Tidak hanya pasar lokal, permintaan juga banyak dari luar daerah seperti Jakarta, Bandung, Tangerang sama Jawa Tengah,” sebut dia. (kho)  

Tags :
Kategori :

Terkait