WIDASARI- Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat petani Kecamatan Widasari berebut menggunakan dryer untuk mengeringkan gabah. Karena hanya tersedia satu, sejumlah petani kerap adu mulut untuk bisa menggunakan fasilitas tersebut. Ketua KT Tani Bakti 11 Desa Bunder Kecamatan Widasari, H Surakhman mengatakan cuaca yang tidak menentu membuat petani kebingungan mengeringkan gabahnya. Bila dijemur di halaman rumah, para petani khawatir bila sewaktu-waktu turun hujan. Untuk itu, dryer menjadi satu-satunya solusi bagi petani. “Tadi pagi hampir ribut antarpetani karena dryer ini. Untung cepat kami lerai,” ujarnya, kemarin. Dryer yang ada, jelas Surakhman hanya mampu menampung 4 ton gabah dengan waktu pengeringan 8 jam. Sementara dalam satu hari ada 6 petani yang datang dengan membawa 6 ton gabahnya. Untuk itu tidak jarang petani hiarus menunggu berhari-hari agar gabah miliknya kering. Melihat kondisi itu, ia pun berharap ada penambahan mesin dryer dari dinas terkait. Sehingga petani bisa dengan cepat mengeringkan dan menjual gabahnya. “Andai saja ada satu atau dua lagi mesin. Kebutuhan petani bisa terpenuhi. Apalagi mesin ini tidak hanya digunakan oleh petani kami, tetapi juga petani dari luar kecamatan,” jelasnya. Sementara, Aam Muharam SP selaku Kasi Binus Dinas Pertanian Indramayu mengungkapkan, Kabupaten Indramayu hanya memiliki 4 dryer. “Memang mesin pengering ini masih sedikit. Kalau untuk mencukupi kebutuhan petani, jelas sangat kurang. Tetapi kami bersyukur karena ada petani yang bisa membuat mesin pengering sendiri dan berupaya menjemur gabah miliknya,” tandasnya. (oni)
Petani di Widasari Berebut Gunakan Dryer
Selasa 30-08-2016,16:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :