Soal Wawali, Eeng: Sudahlah, Saya Capek

Kamis 01-09-2016,14:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Wakil Ketua DPRD, Hj Eti Herawati (Eeng Carli), tak mau ambil pusing dengan pemilihan wakil walikota yang deadline-nya tinggal 1,5 bulan lagi. Eeng yang diusung Partai Demokrat bersama Toto Sunanto mengaku, mengikhlaskan siapapun wawali yang akan terpilih, meski namanya selalu disebut oleh Walikota Cirebon, Nasrudin Azis SH.  \"Saya sudah capek. Siapapun wakil walikota yang terpilih, saya ikhlas,\" ujar Eeng, kepada Radar, Minggu (23/8). Eeng menyampaikan, dinamika pemilihan wawali cukup menguras tenaga dan pikirannya. Tak dipungkiri konsentrasinya pun terpecah. Apalagi jabatannya sebagai wakil ketua DPRD menuntut dirinya untuk memiliki porsi waktu tersendiri di Griya Sawala. Belum lagi pekerjaan lain yang mesti diselesaikannya, termasuk mengurus partai karena dirinya menjabat ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon. “Saya juga seorang ibu, saya harus membagi waktu untuk banyak hal. Sudahlah saya lelah,” ucapnya. Apapun yang terjadi selama perjalanan pemilihan walikota, dianggap Eeng sebagai pelajaran yang berharga. Untuk saat ini, Eeng memilih netral. Dia mempersialakan siapapun untuk dipilih walikota sebagai pendamping sampai masa jabatan habis di 2018 mendatang. Di tempat terpisah, pengamat kebijakan publik Agus Dimyati SH MH menilai, sikap Eeng sudah tepat. Eeng sudah menunjukkan keputusan yang menjaga harga diri partai. Agus bahkan yakin, pada akhirnya walikota tetap tanpa wakil sampai masa jabatannya berakhir. Kendati demikian, Agus khawatir walikota kelelahan karena terus menerus sendirian dalam menjalankan roda pemerintahan. “Di sisa waktu yang masih panjang, idealnya tetap ada wakil yang mendampingi,” tukasnya. Seperti diketahui, sinyal Eeng mundur dari pencalonan wawali sudah diungkapkan Wakil Ketua DPW Nasdem Jawa Barat H Yuyun Wahyu Kurnia SE MM MBA, dalam beberapa kesempatan. Bahkan, Yuyun termasuk salah satu dari internal Nasdem yang meminta Eeng melupakan pemilihan wawali dan fokus untuk Pilwalkot 2018. Meski menyarankan Eeng mundur, Yuyun berharap, walikota tetap memiliki pendamping. “Jangan ada rekayasa politik, tetep harus ada wakil,” ujarnya. Karena itu, panlih maupun walikota seharusnya segera melakukan koordinasi aktif ke gubernur atau menteri dalam negeri (mendagri) untuk mengambil keputusan secepatnya. Yuyun menilai panitia pemilihan di DPRD Kota Cirebon tidak melakukan langkah aktif dan progresif. Padahal, alur aturan dan birokrasi sudah sangat jelas. Yuyun memprediksi, bila Eeng gagal sebagai wawali pada sisa periode ini, tahun 2018 akan ada pemimpin baru di Kota Cirebon. “Sangat terbuka salah satunya dari politisi Nasdem. Kita lihat saja nanti,\" tukasnya. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait