Ada Posko Wajib Belajar, Susul Anak untuk Sekolah

Kamis 01-09-2016,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

GANTAR –  Jumlah siswa yang putus sekolah di Kabupaten Indramayu Bagian Barat (Inbar) terbilang minim. Dari data Posko Sukses Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas) 9 tahun dan rintisan Wajib Belajar (wajar) 12 tahun, Kecamatan Anjatan, jumlahnya hanya 23 anak dari semua jenjang pendidikan yakni SD, SMP dan SMA Sederajat. Di Kecamatan Gantar, angkanya lebih kecil lagi yakni 10 anak putus sekolah. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Anjatan, Sukanto MMPd menyebutkan, dari jumlah 23 anak putus sekolah itu terbagi menjadi 3 anak SD dan 20 anak SMP sederajat. Keberadaan mereka pun langsung ditelusuri untuk diupayakan kembali melanjutkan pendidikannya. “Kita telusuri dan rekrut supaya mereka bersekolah lagi. Bisa di formal maupun di informal sesuai usianya seperti memanfaatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai sekolah alternatif. Mereka dapat pilihan kejar paket A, B, dan C,” terang Sukanto kepada Radar, Rabu (31/8) Mayoritas anak yang putus sekolah itu, ungkap dia, berasal dari keluarga tidak mampu yang tingkat kesadaran orang tuanya terhadap pentingnya pendidikan masih rendah. Mereka juga kurang merespons program-program pendidikan dari pemerintah. Padahal selama ini Pemerintah Kabupaten Indramayu menyediakan berbagai program yang sangat mempermudah anak dari keluarga tidak mampu untuk bersekolah. Salah satunya adalah dengan membebaskan biaya pendidikan. Atas kondisi itu, tim dari kalangan pendidikan, Muspika, aparat desa dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam posko berupaya semaksimal mungkin membantu dan melakukan pendekatan kepada mereka agar anak-anaknya diperbolehkan untuk bersekolah kembali. “Yang terdata dan ditemukan anaknya, kita upayakan dan fasilitasi agar mereka kembali lanjut sekolah,” jelas Sukanto. Berbeda disampaikan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Gantar, Malik Ibrahim SPd. Meskipun jumlah anak putus sekolah dari jenjang SD hanya 1 orang, pihaknya mengaku kesulitan untuk mengajak anak tersebut kembali ke sekolah. Gara-garanya, anak yang berasal dari Desa Sanca itu mengalami gangguan jiwa. “Anaknya lupa ingatan. Kita belum bisa berbuat banyak,” ucap dia. Sementara untuk 9 anak putus sekolah di jenjang SMP, tim Posko akan melakukan bantuan supaya mereka dapat melanjutkan sekolah. Dengan demikian, angka putus sekolah di berbagai jenjang dapat teratasi khususnya untuk jenjang pendidikan dasar. (kho)  

Tags :
Kategori :

Terkait