Maskapai Ikut Sosialisasi Tentang Virus Zika

Minggu 04-09-2016,11:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Mewabahnya Virus Zika di dunia, turut menjadi perhatian pihak maskapai penerbangan. Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), maskapai penerbangan berperan serta untuk mengantisipasi penyebaran virus yang masuk dalam garis virus flavivirus itu. Caranya, sosialisasi pada penumpang. VP Corporate Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Benny S Butarbutar menuturkan, Garuda Indonesia telah berkoordinasi dengan Kemenkes untuk menyiapkan langkah-langkah pencegahan. Langkah-langkah ini baik dalam lingkungan internal maupun dalam prosedur penanganan penumpang sesuai ketentuan yang ditetapkan Kemenkes. ”Kami sudah menyosialisasikan informasi mengenai Zika ini, serta prosedur pencegahan pada karyawan. Terutama bagi mereka yang langsung menangani penumpang,” tuturnya di Jakarta. Langkah lain, instansinya telah menyiapkan pendistribusian aerosol untuk disinsection (proses sterilisasi dari serangga) di kabin pesawat yang akan dioperasikan dari Singapura ke berbagai destinasi, termasuk penerbangan lanjutan ke London. Garuda Indonesia secara berkala melakukan proses disinsection pesawat setiap dua minggu, baik untuk area kabin (penumpang) maupun zona cargo (barang). Di samping itu, secara rutin telah dilaksanakan fogging setiap dua minggu sekali di seluruh kantor Garuda maupun anak perusahaan di seluruh Indonesia. Tak kalah penting, dilakukan pula sosialisasi terkait Zika pada penumpang asal Singapura. Dalam momen tersebut, turut dibagikan pula health alert card yang telah diberikan oleh Kemenkes melalui kantor kesehatan pelabuhan di bandara. ”Health Alert Card didistribusikan oleh awak kabin di atas pesawat ke seluruh penumpang asal Singapura. Penumpang diharuskan mengisi kartu tersebut sebelum turun dari pesawat,” paparnya. Bila ditemukan penumpang dengan gejala-gejala tertentu, maka langsung diarahkan menuju ke unit kesehatan bandara atau terdekat dengan membawa kartu tersebut. Dalam prosedur antisipasi penyebaran virus Zika yang disampaikan Kemenkes, disebutkan juga bahwa awak pesawat diwajibkan melapor pada ATC (Air Traffic Controller) bila pada penerbangan tersebut terdapat penumpang yang menyampaikan keluhan sakit dan gejala panas. Koordinasi ini agar pada saat mendarat, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dapat segera memberikan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan. Garuda Indonesia sendiri saat ini melayani penerbangan dari dan menuju Singapura sebanyak 13 penerbangan setiap harinya. Rinciannya, dari Jakarta 9 penerbangan setiap hari, Surabaya 1 kali setiap hari, Denpasar 2 kali setiap hari dan Medan 1 kali setiap hari. Sebelumnya, Kemenkes telah menerbitkan surat edaran No.PM.01.03/VII.6.2/2441/2016 pada tanggal 1 September 2016 yang meminta maskapai penerbangan untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan mendeteksi penyebaran Zika. Surat edaran tersebut menginstruksikan bahwa setiap penumpang yang masuk ke Indonesia dari Singapura akan diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) di setiap pintu masuk bandara yang harus dibawa selama berada di Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh menjelaskan, kartu health alert card ini memegang peran sangat penting. Bahkan menjadi priotritas dibanding dengan thermal scanner di bandara. Alasannya, gejala penyakit Zika kerap tidak muncul. ”masyarakat kita juga kan paling cuman berapa hari di Singapura, 3-4 hari paling. Nah, saat itu biasanya gejala juga belum muncul. Jadi kartu ini penting untuk mengetahui riwayat perjalanan,” tuturnya. Tentunya, di samping upaya pencegahan agar tidak terserang virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ini. Seperti, menjaga kebersihan dengan gerakan 3M, menggunakan lotion nyamuk, dan baju lengan panjang. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait