15 Bulan Dimakamkan, Waluyo “Hidup Lagi” (2); Ajal Menjemput, Keluarga Menangis

Rabu 07-09-2016,14:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Seminggu dirawat di rumah sakit karena kecelakaan, Waluyo dinyatakan meninggal dan dikuburkan keluarganya. Akta kematian pria 61 tahun itu pun sudah diterbitkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jogjakarta. Tapi, 15 bulan kemudian, dia muncul kembali dan hidup sampai kini. BERDASAR rekam medis RSUP dr Sardjito, Mr X yang kemudian diakui keluarga Anti sebagai Waluyo, bapaknya, mengalami trauma di kepala. Bahkan, dari foto rontgen, terlihat tengkorak kanan korban pecah. Sementara itu dua kakinya patah. Sejak dibawa ke rumah sakit hingga dinyatakan meninggal, Mr X alias Waluyo mengalami koma. Setelah yakin bahwa Mr X yang dirawat intensif di RSUP dr Sardjito itu adalah Waluyo, keluarga Anti langsung ikut merawatnya. Mereka secara bergantian menungguinya.  “Kami sangat yakin kalau orang yang kami tunggui di Sardjito (RSUP dr Sardjito, red) itu adalah bapak (Waluyo),” tutur Anti. Keyakinan itu terlihat dari kemiripan wajah maupun ciri-ciri fisik lainnya. Menurut istri Waluyo, Katirah, di tubuh Mr X terdapat bekas luka di bawah ketiak kiri. Bekas luka yang sama ada di tubuh Waluyo. “Kami tidak ragu lagi bahwa orang itu ya bapak kami,’’ tegas Anti. Meski dalam kondisi koma, Mr X alias Waluyo selalu merespons setiap saudara atau keluarganya datang. “Bapak seperti mau mengajak ngomong, tapi tak bisa,” tambah Anti. Apalagi, beberapa saat menjelang ajal, wajah Mr X terlihat sangat mirip dengan wajah ayahanda Waluyo (kakek Anti). “Bapak meninggal setelah adik kesayangannya datang,” ujar ibu satu anak itu. Begitu dokter menyatakan bahwa orang yang mirip Waluyo itu telah meninggal, anak-istri Waluyo pun bertangisan. Mereka merasa kehilangan. Keluarga pula yang kemudian merawat jenazah serta menguburkannya di pemakaman Desa Suren Kulon, Kelurahan Canden, Kecamatan Jetis, Bantul, Jogjakarta. Makam Waluyo bersebelahan dengan makam ibunya. Lima belas bulan setelah dimakamkan, tepatnya 2 Agustus 2016, Waluyo “hidup kembali”. Dia pulang ke rumahnya. Dengan percaya diri, Waluyo mengetuk pintu rumahnya yang terletak di sekitar Keraton Jogjakarta itu. Sekali, dua kali, ketukan pintunya tak dibukakan keluarganya. (bersambung/ferlynda putri)

Tags :
Kategori :

Terkait