KUNINGAN - Kasus kemataian Murniasih warga warga Desa Nanggela, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, diduga akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Saat ini kasusnya ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Kuningan. Dari hasil pemeriksaan awal di rumah sakit, diketahui jika korban mengalami penyakit gula yang sudah akut. Soal penyakit Murniasih juga diakui suaminya, R, yang kerap membelikan obat. “Itu pemeriksaan awal saat dia dibawa ke rumah sakit. Gulanya tinggi. Tapi untuk kepastiannya, nanti dari hasil autopsi akan diketahui penyebanya kematiannya,” sebut Kapolsek Cidahu, AKP Yayat Hidayat. Terpisah, rupanya kabar soal ada warga yang meninggal karena menjadi korban KDRT sampai juga ke telinga Bupati Acep Purnama. Usai melepas kirab api PON di pendopo, Acep membenarkan kalau dirinya sudah mendapat kabar kasus tersebut. Namun dia mengaku belum sempat ke rumah korban. Soal penyebab KDRT, bisa saja dari faktor ekonomi atau sebab lainnya. \"Yang jelas, jika kejadian itu benar karena kekerasan dalam rumah tangga, saya sangat menyesalkannya. Agar tidak terjadi lagi, maka solusinya yakni kesejahteraan dalam keluarga harus tercapai,” katanya. Murniasih yang diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, tak luput dari perhatian tetangga dekatnya. Salah seorang tetangga korban di Desa Nanggela, Tuti mengatakan, jika dia sering melihat Murniasih pulang ke rumah orang tuanya. Setahu Tuti, tetangganya itu kerap dianiaya suaminya. Namun biasanya, hanya tinggal sehari kemudian dijemput kembali suaminya ke Desa Datar. “Kalau ke sininya (Naggela, red) sih sering. Biasanya kalau pulang ke sini itu berarti habis disakiti sama suaminya. Tapi suaminya sering menjemput pulang kembali,” tuturnya dibenarkan beberapa tetangganya yang lain. Tuti masih ingat jika hari Sabtu lalu sebelum dibawa ke rumah sakit, Murniasih sempat berada di warungnya cukup lama. Malahan Tuti menanyakan kenapa belum pulang ke Datar. Ternyata jawaban Murniasih cukup mencengangkan dirinya. “Abdi mah moal uwih deui ka Datar, rek didieu wae. Tos teu kiat sareng nyeri hate (saya nggak mau pulang lagi ke Datar, mau di sini saja. Sudah enggak kuat dan sakit hati). Saya baru ingat ucapan dia setelah mendengar kalau Murniasih meninggal dunia,” terang Tuti. Dia mengaku cukup mengenal Murniasih karena rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja dari kediamannya dan kenal sejak kecil. Bahkan jika datang ke Nanggela, Murniasih selalu datang ke warungnya. \"Terkadang dia menceritakan kalau selama ini sering menjadi korban kekerasan suaminya. Padahal baru nikah tiga tahun, dan dikarunia satu anak. Usianya sekitar 1,5 tahun,\" kata Tuti. \"Umur Murniasih juga masih muda, 20 tahun. Anaknya putih dan cantik. Tapi pas datang yang terakhir itu, kondisi badannya terlihat berubah. Wajahnya tidak lagi terlihat cerah,” ungkapnya lagi. (ags)
Penyebab Pasti Kematian Murniasih, Polisi Masih Tunggu Hasil Autopsi
Rabu 07-09-2016,22:30 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :