Makanan Kedaluarsa Dijual Bebas

Jumat 03-08-2012,02:51 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

//ok faz Foto: SRI WAHYU NINGSIH/RADAR CIREBON LANGSUNG DITARIK. Petugas Disperindag Kabupaten Cirebon menemukan dodol China yang sudah berjamur di Pasar Minggu Palimanan. Konsumen Dianjurkan Teliti sebelum Membeli PALIMANAN– Makanan kedaluarsa masih beredar bebas di pasar tradisional. Salah satunya didapatkan di Pasar Minggu, Palimanan. Hasil temuan Disperindag, dodol China yang sudah berjamur masih dijajakan dengan jajanan pasar yang lain. Berdasarkan pantauan Radar, sekitar 10 buah dodol China sudah berjamur. Dodol-dodol itu dijajakan dengan cara menunjukkan bagian atas yang masih bagus. Sementara itu saat dibalik, hampir secara keseluruhan bagian bawah sudah berjamur. Kepala Seksi Pengawasan Standarisasi dan Mutu Produk Disperindag, Sulistianingsih SSos, langsung menegur pedagang yang menjual dodol tersebut. Sulistianingsih mengimbau agar pedagang lebih teliti dalam menjajakan makanan. “Diteliti lagi ibu, sebelum dijajakan untuk dijual. Ini sudah berjamur semua,” ucapnya saat sidak, kemarin. Sementara Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disperindag, Suyatno MSi mengatakan dodol China yang sudah berjamur ditarik dari pasar. “Kami langsung melakukan peneguran dan menarik makanan tersebut dari pasaran,” ujarnya. Di tempat yang sama, penjual dodol China kedaluarsa, Ani, mengaku mendapatkan barang itu dari orang lain. Dia mengaku tak mengetahui bahwa dodol yang dijual senilai Rp4 ribu tersebut sudah kedaluarsa. “Barangnya kiriman dari orang,” katanya. Sementara itu, maraknya produksi makanan mengandung zat berbahaya perlu disikapi secara serius oleh masyarakat. Masyarakat sebagai pengonsumsi perlu menerapkan paradigma sehat. Paradigm sehat yakni setiap langkah yang dilakukan memperhatikan risiko terhadap kesehatan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Bina Perilaku Penyehatan Lingkungan, H Anang Yuwana SKM MS. Menurutnya, masyarakat masih belum menyadari pentingnya kesehatan. “Sehat baru akan terasa penting ketika sudah sakit. Jika tidak justru cenderung mengabaikan kesehatan,” ungkapnya kepada Radar, kemarin. Anang mencontohkan kebiasan pekerja yang mengabaikan waktu makan. Serta wanita yang cenderung suka menggunakan hak tinggi. Kebiasaan pola hidup demikian tidak baik untuk kesehatan. Hal tersebut juga berlaku dalam memilih makanan. Bagi Anang, sikap acuh masyarakat terhadap bahan kandungan yang terdapat dalam makanan dapat berpengaruh buruk untuk kesehatan. Konsumen dianjurkan teliti sebelum membeli dengan mengecek label kemasan. Memperhatikan nilai gizi, tanggal kedaluarsa serta kandungan bahan tambahan, merupakan faktor penting. Pada makanan yang mengadung zat berbahaya seperti boraks, formalin dan rhodamin B, kata dia, pengaruhnya terhadap kesehatan tidak langsung terasa. Jangka waktu efek mengonsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya tersebut bergantung dari ketahanan tubuh masing-masing individu. “Relatif, tergantung dari ketahanan tubuhnya. Karena masing-masing orang mempunyai tingkat ketahanan tubuh yang berbeda,” tandasnya. (swn)

Tags :
Kategori :

Terkait